Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengelola Investasi BPI Danantara buka suara terkait rencana melakukan go public sejumlah BUMN. Danantara melihat aksi go public atau penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) menjadi salah satu jalan bagi BUMN untuk mencari pundi-pundi permodalan.
Managing Director Holding Investment Danantara Djamal Attamimi menjelaskan BUMN yang belum IPO, misalnya PTPN, akan melakukan analisa pasar maupun analisa kekuatan dan kelemahan untuk melihat efisiensi dan konsolidasi.
"Jadi objektif kita ke depan itu adalah mobilitas BUMN yang lebih besar. Jadi, kalau jumlahnya [BUMN] sekarang banyak, ada 800 lebih, mungkin kita akan mencari jalan dengan penggabungan agar BUMN menjadi lebih besar," ucap Djamal dalam Bisnis Indonesia Forum di Jakarta, Kamis (22/5/2025).
Djamal menjelaskan ukuran perusahaan yang lebih besar ini dibutuhkan agar perusahaan bisa berkompetisi di tingkat dunia. Dia juga menyebut, untuk bisa berkompetisi di tingkat dunia, maka diperlukan struktur permodalan luar. Salah satu opsi permodalan itu disebut berasal dari lantai bursa.
"Nah IPO, itu merupakan salah satu cara untuk permodalan, jadi itu tetap merupakan suatu opsi yang ada di kami selain juga dengan partnership, dengan strategic partners baik dalam negeri maupun luar negeri," kata Djamal.
Djamal juga menjelaskan Danantara akan berinvestasi di sektor-sektor prioritas seperti critical mineral, energi terbarukan, kesehatan, infrastruktur digital, jasa keuangan, properti, infrastruktur transportasi, dan pangan serta agrikultur.
Lebih lanjut, Djamal menjelaskan Danantara akan menjadi partner bagi Kementerian BUMN. Menurut Djamal, Danantara juga tidak ingin menggeser minat investasi atau crowding out sektor swasta maupun minat investasi dari luar negeri.
Danantara menurutnya melihat proyek-proyek yang perlu dimulai, menginisiasi proyek-proyek skala besar. Danantara melihat hampir seluruh proyek yang ada saat ini, telah memiliki partner dari dalam maupun luar negeri.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.