Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Ambles Gara-Gara Perundingan Damai Rusia-Ukraina

Harga emas mencatat penurunan mingguan paling tajam dalam enam bulan terakhir, seiring dimulainya pembicaraan damai langsung antara Rusia dan Ukraina.
Pegawai menunjukan emas batangan di kantor cabang Pegadaian di Depok, Jawa Barat, Selasa (6/5/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan emas batangan di kantor cabang Pegadaian di Depok, Jawa Barat, Selasa (6/5/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas mencatat penurunan mingguan paling tajam dalam enam bulan terakhir, seiring dimulainya pembicaraan damai langsung antara Rusia dan Ukraina untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga tahun.

Melansir Reuters, Sabtu (17/5/2025), harga emas di pasar spot terpantau melemah 1,68% ke level US$3.185,28 per troy ounce pada pukul 02.10 WIB. Adapun harga emas berjangka Comex AS melemah 1,2% ke US$3.181,90 per troy ounce.

Sepanjang pekan ini, harga emas telah turun hingga 4%.

Pertemuan di Turki menghasilkan kesepakatan pertukaran tahanan dan diskusi mengenai potensi gencatan senjata, meskipun belum ada perjanjian resmi terkait penghentian konflik.

Ketegangan global yang mulai mereda turut menekan daya tarik emas sebagai aset safe haven. Kemajuan negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China juga mendorong investor kembali ke aset berisiko, menciptakan tekanan tambahan bagi harga logam mulia.

"Pasar emas menunjukkan tanda-tanda kelelahan, terutama karena penurunan ketegangan tarif mengurangi ketidakpastian untuk sementara waktu," ujar analis mata uang Oversea-Chinese Banking Corp Christopher Wong.

Sejak mencapai rekor tertingginya bulan lalu, harga emas telah merosot lebih dari US$300. Namun secara tahunan, harga masih naik lebih dari 20%, ditopang oleh lonjakan minat terhadap ETF berbasis emas, pembelian agresif oleh bank sentral global, serta permintaan spekulatif dari investor China.

Menurut Chief Investment Officer UBS Group AG Mark Haefele, volatilitas di pasar aset AS dan pergerakan dolar akan mendorong investor global untuk memperluas diversifikasi aset mereka.

Emas tetap menjadi instrumen lindung nilai yang penting,” jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper