Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Bertenaga saat Perang Dagang AS-China Mereda

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (14/5/2025) ke level Rp16.578,5 per dolar AS.
Karyawan memperlihatkan uang Rupiah dan Dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (3/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memperlihatkan uang Rupiah dan Dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (3/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (14/5/2025) ke level Rp16.578,5 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 0,29% atau 48,5 poin ke level Rp16.578,5. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau turun 0,06% ke level 100,93.

Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang Asia mengalami penguatan. Yen Jepang misalnya menguat 0,15%, dolar Taiwan menguat 0,28%, won Korea Selatan menguat 0,18%.

Lalu, peso Filipina menguat 0,06%, rupee India menguat 0,05%, serta ringgit Malaysia menguat 0,33%.

Pada perdagangan sebelumnya, Jumat (10/5/2025), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengakhiri perdagangan dengan melemah 0,11% atau 18 poin ke level Rp16.520 per dolar AS. 

Penguatan rupiah pada perdagangan hari ini terjadi di tengah meredanya perang dagang seiring dengan adanya kesepakatan antara AS dan China soal tarif.

AS dan China telah mengumumkan pada Senin (12/5/2025) bahwa mereka akan memangkas tarif yang tinggi satu sama lain selama 90 hari. AS mengatakan akan memangkas tarif yang dikenakan pada impor China menjadi 30% dari 145%, sementara China mengatakan akan memangkas bea masuk pada impor AS menjadi 10% dari 125%.

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi mengatakan pergerakan rupiah pada pekan ini diproyeksikan fluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp16.510 - Rp16.570 per dolar AS.

Terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi rupiah. Dari luar negeri, kebijakan tarif AS dan China masih memengaruhi. AS dan China akan menyelesaikan sengketa perdagangan yang telah mengancam pertumbuhan ekonomi global.

Presiden Donald Trump juga telah menandatangani kerangka kerja untuk kesepakatan perdagangan dengan Inggris, di mana tarif 10% yang dikenakan pada barang yang diimpor dari Inggris tetap berlaku. Sementara Inggris setuju untuk menurunkan tarifnya menjadi 1,8% dari 5,1%.

Selain itu, kebijakan moneter The Fed pun akan memengaruhi. Berdasarkan data ekonomi AS, pasar tenaga kerja tetap solid, melegakan bagi The Fed yang mempertahankan suku bunga pada pekan lalu.

Dari dalam negeri, survei konsumen Bank Indonesia pada April 2025 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi terjaga. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) April 2025 yang berada pada level optimis sebesar 121,7, lebih tinggi dibandingkan dengan indeks pada bulan sebelumnya sebesar 121,1. 

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) April 2025 tercatat sebesar 129,8, meski lebih rendah dibandingkan Maret 2025 sebesar 131,7.

Optimisme konsumen yang meningkat pada April 2025 bersumber dari kenaikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini dan tetap terjaganya keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper