Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Harga Emas Setelah Kesepakatan AS-China Bikin Loyo

Harga emas dunia telah melorot seiring dengan terciptanya kesepakatan soal tarif antara AS dan China yang meredakan tensi perang dagang.
Batangan emas di Solar Capital Gold Zrt. di Budapest, Hungaria. Bloomberg/Akos Stiller
Batangan emas di Solar Capital Gold Zrt. di Budapest, Hungaria. Bloomberg/Akos Stiller

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas dunia telah melorot seiring dengan terciptanya kesepakatan soal tarif antara AS dan China yang meredakan perang dagang.

Melansir Reuters pada Selasa (13/5/2025), harga emas di pasar spot turun 3% menjadi US$3.225,28 per troy ounce. Sementara itu, harga emas berjangka AS juga tercatat Anjlok 3,5% ke level US$3.228 per troy ounce.

Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menjelaskan kecenderungan tren emas saat ini masih berada dalam tekanan bearish. Pola candlestick yang terbentuk pada grafik harian, dikombinasikan dengan indikator moving average, menunjukkan arah penurunan yang cukup kuat.

Jika tekanan jual berlanjut, maka harga emas berpotensi menguji level support berikutnya di sekitar US$3.206. Namun, apabila terjadi pantulan teknikal atau sentimen mendadak berubah, maka rebound ke atas masih mungkin terjadi dengan target kenaikan ke area US$3.279.

"Saat ini pasar sedang berada dalam fase ketidakpastian menjelang rilis data inflasi AS. Jadi, potensi volatilitas dalam jangka pendek masih cukup tinggi," ujar Andy dalam keterangan tertulis pada Selasa (13/5/2025).

Dari sisi fundamental, tekanan terhadap harga emas juga diperkuat oleh menguatnya dolar AS dan lonjakan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Kombinasi keduanya menjadi beban ganda bagi logam mulia, yang tidak memberikan imbal hasil seperti obligasi. 

Penguatan dolar terjadi seiring kesepakatan tarif antara AS dan China yang memicu optimisme pasar. AS dan China telah mengumumkan pada Senin (12/5/2025) bahwa mereka akan memangkas tarif yang tinggi satu sama lain selama 90 hari. 

AS mengatakan akan memangkas tarif yang dikenakan pada impor China menjadi 30% dari 145%, sementara China mengatakan akan memangkas bea masuk pada impor AS menjadi 10% dari 125%.

Kemudian, fokus utama investor saat ini adalah menantikan rilis data inflasi (Consumer Price Index/CPI) AS untuk periode April. Hasil rilis inflasi AS akan sangat berpengaruh terhadap ekspektasi pemotongan suku bunga oleh The Fed.

Di sisi geopolitik, sejumlah ketegangan seperti konflik India dan Pakistan masih menjadi perhatian pasar. Jika ketegangan meningkat, maka arus modal bisa kembali mengalir ke aset aman seperti emas.

Dengan sentimen campuran antara optimisme perdagangan dan kekhawatiran inflasi, pasar emas diperkirakan akan bergerak dalam volatilitas tinggi hingga rilis data CPI AS memberikan arah yang lebih jelas.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan harga emas saat ini sedang turun ke bawah dan ada kemungkinan tembus di level US$3.185. Apabila melorot lagi, maka ada kemungkinan support terakhir di US$3.150 sebagai level terendah. 

Ada beberapa faktor yang menurutnya memengaruhi pergerakan harga emas dunia. Salah satu faktor adalah kesepakatan baru AS dan China soal tarif impor. 

"Penurunan dari biaya impor berdampak negatif ke emas dunia," ujar Ibrahim dalam keterangannya pada Senin (12/5/2025).

Selain itu, adanya pernyataan dari bank sentral AS yang mengindikasikan masih jauhnya rencana penurunan suku bunga acuan. Inflasi dan perang dagang juga membuat bank sentral masih menahan suku bunga. Lalu, pergerakan harga emas juga dipengaruhi konflik India dan Pakistan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper