Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan logam, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) dan PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai ratusan juta dolar AS pada kuartal I/2025 untuk melaksanakan pembangunan proyek-proyek ekspansi.
Arief Sidarto, Direktur Keuangan Amman, menyampaikan kuartal I/2025 merupakan awal periode transisi dalam rencana produksi perseroan. Dengan penambangan fokus pada lingkaran luar Fase 8, AMMN telah mengantisipasi produksi tembaga dan emas yang lebih rendah karena pemrosesan stockpiles dan bijih berkadar rendah.
“Kami telah mengambil langkah proaktif untuk mengelola transisi tersebut. Selama setahun terakhir, kami telah mempertahankan disiplin biaya yang ketat dan menerapkan langkah-langkah efisiensi serta penghematan di seluruh bisnis untuk memastikan ketangguhan selama periode transisi ini,” ujarnya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (6/5/2025).
Menurutnya, AMMN tetap fokus untuk memberikan nilai jangka panjang melalui keunggulan operasional, pelaksanaan strategis, dan disiplin keuangan.
Berdasarkan data perseroan, AMMN menggulirkan capex senilai US$360 juta sepanjang kuartal I/2025. Nilai itu lebih rendah 14% dari US$420 juta pada kuartal I/2024.
Belanja modal ini terutama disebabkan oleh bergulirnya proyek-proyek ekspansi Amman. Realisasi belanja modal AMMN a.l. direalisasikan untuk proyek smelter dan Precious Metals Refinery (PMR) US$68 juta dan ekspansi pabrik konsentrator (termasuk desain ulang) US$151 juta.
Selain itu, proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), fasilitas liquified natural gas (LNG), serta fasilitas transmisi dan distribusi (T&D) senilai US$50 juta, infrastruktur pendukung US$50 juta, dan sustaining capital expenditures US$41 juta.
Sementara itu, Vale Indonesia melaporkan telah mengeluarkan sekitar US$128,1 juta belanja modal pada kuartal I/2025. Dana tersebut digunakan INCO untuk pengeluaran belanja modal berkelanjutan dan pertumbuhan.
“Hal ini merupakan sinyal komitmen kami terhadap proyek-proyek pertumbuhan,” ungkap Wakil Presiden Direktur dan Chief Operation and Infrastructure Officer Vale Indonesia Abu Ashar dalam keterangan resmi.
Belanja modal INCO itu lebih tinggi dibandingkan dengan US$57,4 juta pada kuartal I/2024 dan US$50,7 juta pada kuartal I/2023.
Di sisi produksi, dia mengatakan INCO tengah mempercepat jadwal pemeliharaan dari kuartal III ke kuartal I/2025 sehingga kami dapat menyelaraskan operasi dengan lebih baik pada kuartal-kuartal selanjutnya.
“Meskipun menghadapi tantangan ini, kami telah mengimplementasikan langkah-langkah strategis untuk menjaga produksi kami tetap pada jalurnya. Kami tetap berkomitmen pada inovasi dan keunggulan serta menantikan peluang yang lebih baik di masa mendatang," kata Abu Ashar.
Hingga 31 Maret 2025, INCO mencatat kas dan setara kas senilai US$601,4 juta, turun 11% dibandingkan dengan US$674,7 juta per 31 Desember 2024.
Dia menegaskan INCO akan terus menerapkan manajemen kas secara hati-hati untuk menjaga ketersediaan kas.