Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Grup Bakrie VKTR Ambles 84% Kuartal I/2025 Sisa Rp3,3 Miliar

Laba bersih emiten Grup Bakrie PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) ambles 84% kuartal I/2025, hanya tersisa Rp3,3 miliar.
Jajaran Komisaris dan Direksi PT VKTR Teknologi  Mobilitas Tbk. (VKTR) (Bisnis/ Rizqi Rajendra)
Jajaran Komisaris dan Direksi PT VKTR Teknologi  Mobilitas Tbk. (VKTR) (Bisnis/ Rizqi Rajendra)

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kendaraan listrik Grup Bakrie PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) mencatatkan kinerja keuangan kurang memuaskan sepanjang periode Januari-Maret 2025.

Menilik laporan keuangan VKTR di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) laba bersih perseroan ambles 84,23% secara year-on-year (YoY), hanya tersisa Rp3,3 miliar pada kuartal I/2025, dibandingkan periode sama pada 2024 sebesar Rp20,96 miliar.

Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono mengatakan turunnya laba bersih perseroan sebesar 84% disebabkan oleh kenaikan harga pokok penjualan dan kurs nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Di lain sisi, penjualan neto VKTR naik tipis 6,33% menjadi Rp218,07 miliar, dibandingkan pada tiga bulan pertama 2024 sebesar Rp205,07 miliar.

Kendati pendapatan naik, namun beban pokok VKTR juga membengkak 14,62% menjadi Rp173,68 miliar pada kuartal I/2025, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp151,51 miliar.

Alhasil, laba bruto perseroan juga ikut turun 17,11% YoY menjadi Rp44,39 miliar, dari periode sama pada 2024 sebanyak Rp53,56 miliar.

Adapun, total aset tumbuh 3% YoY menjadi Rp1,66 triliun per 31 Maret 2025, dari Rp1,60 triliun per akhir Desember 2024, seiring dengan selesainya pembangunan pabrik Magelang yang ke depannya diharapkan dapat memperkuat kapasitas produksi kendaraan listrik. 

Sejalan dengan ekspansi ini, total liabilitas naik 11% YoY menjadi Rp502 miliar dari Rp453 miliar, disebabkan oleh kenaikan utang untuk mendukung modal kerja perusahaan. 

Adapun, di tengah kondisi pasar otomotif nasional yang terkoreksi 4,7% YoY, VKTR telah mencatat pertumbuhan pendapatan dari segmen manufaktur suku cadang sebesar 10% YoY di kuartal I/2025. 

"Namun, yang menjadi tantangan adalah, kenaikan penjualan ini masih didorong oleh pergeseran permintaan ke produk dengan margin yang lebih rendah, sehingga Harga Pokok Penjualan [HPP] mengalami kenaikan lebih tinggi," jelasnya melalui keterangan resmi dikutip Rabu (30/4/2025). 

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper