Bisnis.com, JAKARTA — PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menyampaikan akan memantau tren downtrading yang dapat terjadi akibat ketidakpastian ekonomi.
Direktur GOTO Hans Patuwo mengatakan meskipun kondisi makro ekonomi masih belum pasti saat ini, sejauh ini prioritas GOTO adalah tetap untuk menumbuhkan pendapatan dan keuntungan secara disiplin dan berkelanjutan.
"Di saat yang sama, kami juga memperluas dan memperbanyak pilihan yang lebih ekonomis dan bernilai," kata Hans, dalam conference call GOTO, Selasa (29/4/2025).
Menurut Hans, secara keseluruhan, hal-hal yang telah dilakukan GOTO memungkinkan perseroan untuk mengelola pertumbuhan dan profitabilitas secara bersamaan.
Di sisi lain, GOTO juga terus mencermati tren downtrading atau pergeseran konsumsi ke barang atau jasa yang lebih murah. Hans menuturkan sejauh ini GOTO belum merasakan efek dari downtrading yang dilakukan konsumen.
"Sejauh ini kami belum melihat hal itu [downtrading], tetapi kami tetap berhati-hati dan memantau dengan cermat," ujar Hans.
Baca Juga
Hans juga menjelaskan pertumbuhan layanan premium GOTO saat ini masih cukup stabil. Pesanan mobilitas premium GOTO tumbuh sekitar 150% secara tahunan di kuartal I/2025.
Selain itu, pesanan di segmen makanan premium GOTO juga tumbuh selama lima kuartal berturut-turut. Hasil ini menurut Hans cukup stabil, dan GOTO akan tetap berhati-hati dan memantau kondisi ekonomi ke depannya.
Lebih lanjut, Hans juga menuturkan latar belakang makro yang tidak pasti dengan adanya perang tarif global dan potensi tekanan permintaan di domestik dapat mempengaruhi prospek dalam beberapa bulan mendatang.
Meski demikian, Hans menuturkan GOTO masih menargetkan EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp1,4 triliun hingga Rp1,6 triliun hingga akhir tahun. Menurutnya, target ini merupakan target yang tepat.
"Kami akan menyesuaikan [target] jika diperlukan. Namun, saat ini kami cukup yakin bahwa ini adalah keseimbangan yang tepat antara pertumbuhan dan profitabilitas di tengah tantangan ekonomi global yang mungkin terjadi," ucap Hans.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.