Bisnis.com, JAKARTA — Emiten konstruksi BUMN, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) mencatat penurunan laba bersih dan pendapatan usaha pada kuartal I/2025.
Berdasarkan laporan keuangan hingga akhir Maret 2025, ADHI membukukan pendapatan sebesar Rp1,68 triliun atau turun 36,10% dari periode sama tahun sebelumnya yang meraih pendapatan Rp2,63 triliun.
Sepanjang Januari-Maret 2025, pendapatan ADHI dikontribusikan oleh segmen teknik dan konstruksi sebesar Rp1,3 triliun, properti dan pelayanan Rp94,71 miliar, manufaktur menyumbang Rp213,03 miliar, serta investasi dan konsesi Rp67,69 miliar.
Di tengah penurunan pendapatan usaha, perseroan turut memangkas beban pokok sebesar 40,68% year on year (YoY) menjadi Rp1,42 triliun. Hasilnya, ADHI membukukan laba kotor senilai Rp255,15 miliar atau tumbuh 12,59% YoY.
Raihan itu kemudian dikurangi dengan beban usaha yang mencapai Rp186,85 miliar, sehingga ADHI menorehkan laba usaha sebesar Rp68,3 miliar atau naik 19,35% YoY.
Setelah memperhitungkan pendapatan dan beban lainnya, emiten BUMN Karya ini membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp6,72 miliar per kuartal I/2025 atau merosot 59,82% YoY dari sebelumnya meraih Rp16,72 miliar.
Namun, penurunan lebih dalam tecermin dari laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Selama 3 bulan pertama tahun ini, ADHI meraih laba bersih sebesar Rp316,59 juta alias ambles hingga 96,88% secara tahunan.
Adapun, kas dan setara kas perusahaan hingga akhir Maret 2025 mencapai Rp1,62 triliun, turun 74,63% dari periode sama tahun sebelumnya yakni Rp6,42 triliun.
Dari sisi neraca keuangan, ADHI membukukan total aset sebesar Rp34,49 triliun atau turun 1,55% year to date (YtD). Liabilitas tercatat turun 2,17% YtD menjadi Rp24,81 triliun, sedangkan ekuitas tumbuh tipis 0,07% ke angka Rp9,68 triliun.
Dalam pemberitaan Bisnis.com sebelumnya, ADHI tengah berencana menerbitkan surat utang baru sebagai bagian dari strategi refinancing atas kewajiban keuangan yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat.
Merujuk data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), emiten konstruksi BUMN tersebut akan menghadapi obligasi jatuh tempo senilai Rp1,28 triliun pada 2025.
Kewajiban itu berasal dari Obligasi Berkelanjutan III Adhi Karya Tahap III Tahun 2022 Seri A yang diterbitkan perseroan pada 22 Mei 2022. Obligasi dengan kupon sebesar 8,25% ini akan jatuh tempo pada Mei mendatang.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Rozi Sparta, menyampaikan bahwa perseroan saat ini tengah memproses penerbitan obligasi baru sebagai langkah refinancing. Surat utang ini diperkirakan bakal terbit pada bulan depan.
“Saat ini, ADHI sedang dalam proses penerbitan obligasi dalam rangka refinancing jatuh tempo obligasi dengan target sebanyak-banyaknya sebesar Rp2 triliun,” ujar Rozi saat dihubungi Bisnis pada Rabu (16/4/2025).