Bisnis.com, JAKARTA — Manajemen PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) menjelaskan alasan di balik penurunan kinerja marketing sales pada kuartal I/2025.
CTRA tercatat membukukan marketing sales atau prapenjualan sebesar Rp3,15 triliun selama Januari – Maret 2025. Perolehan ini turun 5% secara tahunan (year on year/YoY), tetapi menguat 35% dibandingkan dengan kuartal IV/2024.
Head of Investor Relation Ciputra Development, Aditya Ciputra Sastrawinata, menyatakan bahwa meski terkoreksi secara tahunan, perolehan tersebut dinilai tetap positif dan melebihi ekspektasi internal perseroan.
Dia mengungkapkan bahwa penurunan secara tahunan disebabkan oleh tingginya basis pada kuartal I/2024 yang dipengaruhi peluncuran proyek baru di Sampali, Medan. Adapun pada periode tahun ini, tidak ada proyek baru yang dirilis.
“Selain itu, faktor musim juga berperan, di mana bulan puasa tahun ini sepenuhnya jatuh di kuartal pertama, sedangkan tahun lalu terbagi antara kuartal pertama dan kedua,” tuturnya kepada Bisnis, Jumat (25/4/2025).
Namun, Ciputra tetap membukukan 29% dari total target prapenjualan tahunan sebesar Rp11 triliun dalam tiga bulan pertama. Capaian ini dianggap sebagai indikator positif ketahanan bisnis di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan.
Baca Juga
Aditya mengatakan salah satu pendorong penjualan pada kuartal I/2025 datang dari proyek CitraGarden Bintaro, khususnya melalui peluncuran Cluster Calamus.
Salah satu pendorong utama penjualan pada kuartal pertama datang dari proyek CitraGarden Bintaro, khususnya melalui peluncuran Cluster Calamus.
Hunian baru, yang mengusung gaya arsitektur modern tropis bernuansa Eropa dengan desain dan optimalisasi ruang tersebut, memiliki harga jual di kisaran Rp1,7 miliar sampai dengan Rp2,4 miliar per unitnya.
CTRA turut meluncurkan beberapa cluster baru lainnya, seperti Gavius Garden House di CitraGarden Serpong dan Dempsey Hill Tahap 2 di CitraLand Surabaya.
Total nilai prapenjualan dari peluncuran cluster baru itu mencapai Rp719 miliar, sementara sisanya sebesar Rp2,43 triliun berasal dari penjualan unit stok eksisting.
Dari sisi tipe produk, rumah dan ruko masih menjadi kontributor utama dengan menyumbang 97% dari total prapenjualan. Dari segi harga, unit dengan banderol antara Rp1 miliar hingga Rp3 miliar mendominasi dengan porsi sebesar 56%.
Aditya menegaskan bahwa secara keseluruhan, kinerja prapenjualan pada kuartal I/2025 mencerminkan ketahanan permintaan pasar, sekaligus efektivitas strategi perseroan dalam menjaga momentum pertumbuhan.
“Kami masih optimistis untuk bisa mencapai target prapenjualan sebesar Rp11 triliun pada 2025. Ciputra akan terus mengandalkan strategi diversifikasi geografis dan pengembangan produk inovatif untuk menangkap peluang pasar,” ucapnya.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
