Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak sideways dan berpotensi menguji level resistance 6.570 pada hari ini, Rabu (23/4/2025), menjelang pengumuman suku bunga Bank Indonesia.
Pada Selasa (22/4/2025), IHSG ditutup naik 92,29 poin atau 1,43% ke level 6.538,26. Di level itu, IHSG terkoreksi 7,65% secara year-to-date.
Rully Wisnubroto menyampaikan beberapa saham pendorong kenaikan IHSG kemarin antara lain BREN yang naik 7,1%, AMMN 6,8%, dan BBCA 2,4%. Sementara itu, saham ANTM juga masih menunjukkan tren kenaikan harga seiring tren kenaikan harga emas.
“Kemarin investor asing untuk pertama kalinya mencatatkan net inflow pertama kalinya selama bulan April. Namun demikian kami menilai bahwa hal ini masih belum akan bertahan dalam beberapa waktu ke depan mengingat masih tingginya ketidakpastian global,” paparnya.
Di sisi nilai tukar, rupiah kemarin masih kembali mengalami tekanan dan ditutup pada Rp16.855 per dolar AS.
“Kami melihat bahwa potensi tekanan terhadap rupiah masih cukup besar meskipun indeks dolar AS [DXY] saat ini cenderung mengalami tren pelemahan dan berada di bawah level 99 dalam 2 hari terakhir.”
Mirae Asset Sekuritas berpendapat masih tingginya risiko volatilitas rupiah ke depan karena faktor ketidakpastian global akan mendorong BI untuk tetap mempertahankan BI Rate pada level 5,75% pada pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur hari ini.
Secara teknikal, IHSG diperkirakan menguji resistance 6.570 dengan rentang pergerakan diestimasi 6.462—6.570. Pada hari ini, investor disarankan untuk sell on strength terhadap saham JPFA, trading buy RAJA, dan buy on weakness GOTO.
Fanny Suherman, Head of Retail Research BNI Sekuritas, memperkirakan IHSG akan bergerak sideways menunggu keputusan BI Rate hari ini.
Pergerakan IHSG diproyeksi berada di rentang support 6.450—6.470 dan resistance 6.550—6.600.
“Trading idea hari ini ialah BUMI, BBCA, MDKA, JPFA, CPIN, dan CUAN.”
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.