Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,12% ke level 6.445,96 pada perdagangan Senin (21/4/2025) setelah bergerak volatil. Saham tambang emas ANTM, MDKA, hingga BRMS naik ke zona hijau sore ini.
Berdasarkan data RTI Infokom, sebanyak 289 saham menguat, 295 saham melemah, dan 220 saham stagnan hari ini. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.406,80-6.472,53. Kapitalisasi pasar IHSG tercatat bergerak naik menjadi Rp11.180 triliun.
Saham emiten emas PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menguat sore ini, dengan naik 7,46% ke level Rp2.090. Sebanyak 319 juta saham ANTM ditransaksikan, dengan nilai mencapai Rp650 miliar.
Saham selanjutnya yang menguat adalah saham PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA). Saham MDKA naik 3,04% ke level Rp1.695 pada perdagangan sore ini.
Selain itu, saham emiten emas Grup Bakrie PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) juga naik 3,26% ke level Rp380 per saham sore ini.
Sebelumnya, melansir Bloomberg harga emas naik mendekati rekor tertingginya karena perang dagang yang dipimpin AS terus melemahkan ekonomi dan mendorong permintaan terhadap aset-aset lindung nilai. Sejumlah data yang akan dirilis dalam beberapa hari ke depan kemungkinan akan menyoroti tanda-tanda awal kerusakan pada ekonomi global.
Baca Juga
Harga emas batangan segera naik mendekati US$3.354 per ons, atau sedikit di bawah puncak yang dicapai minggu lalu, seiring dengan melemahnya dolar AS.
Harga emas telah melonjak ke rekor demi rekor tahun ini karena konflik dagang mengguncang pasar global, mengurangi minat terhadap aset berisiko dan mempercepat pelarian ke aset-aset aman.
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan Internatiopnal Monetary Fund (IMF) dalam outlook terbaru ekonomi Global di tengah tantangan tarif yang diprediksi memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi, tetapi tidak sampai pada level resesi. IMF juga menyampaikan ketegangan perdagangan telah menyebabkan penurunan kepercayaan antarnegara.
Di sisi lain pasar merespons pernyataan Donald Trump di media social terkait pemecatan Ketua The Fed Jerome Powell yang tidak bisa dilakukan cepat, dan menyerukan the Fed AS untuk memangkas suku bunga. Pasar menilai ini akan mengancam independensi The Fed.
Dari dalam negeri, sentimen datang dari pertemuan delegasi Indonesia dengan United States Trade Representative (USTR) dan Departemen Perdagangan AS di Washington, DC. Pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sepakat menyelesaikan perundingan tarif perdagangan bilateral dalam jangka waktu 60 hari ke depan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengkhawatirkan terdapat potensi pemberlakuan tarif impor AS terhadap produk Indonesia hingga 47%. Pasar menilai hal ini belum menunjukkan hasil negosiasi yang konkret dari kedua pihak.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.