Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada perdagangan awal pekan ini, Senin (21/4/2025) ke level Rp16.803,5 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS telah melorot.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 0,43% atau 73 poin ke level Rp16.803,5 pada pukul 09.10 WIB. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau turun 0,65% ke level 98,58.
Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang Asia mengalami penguatan. Yen Jepang misalnya menguat 0,79%, dolar Singapura menguat 0,41%, dolar Taiwan menguat 0,25%, peso Filipina menguat 0,27%, dan won Korea Selatan menguat 0,23%.
Selain itu, ringgit Malaysia menguat 0,38%, rupee India menguat 0,36%, serta yuan China menguat 0,09% terhadap dolar AS.
Pada perdagangan sebelumnya, Kamis (17/4/2025), rupiah pun ditutup menguat 0,02% atau 3,5 poin ke posisi Rp16.833 per dolar AS.
Sebelumnya, pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi memproyeksikan mata uang rupiah fluktuatif pada perdagangan hari ini, namun ditutup menguat di rentang Rp16.780 - Rp16.840 per dolar AS.
Terdapat sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah. Dari luar negeri, Presiden AS Donald Trump mengeluarkan sanksi baru yang menargetkan tekanan pada ekspor minyak Iran.
Sentimen global lainnya terkait dengan perang dagang akibat dari kebijakan tarif impor AS. China sendiri telah terbuka untuk memulai pembicaraan perdagangan dengan pemerintahan Donald Trump. Perkembangan ini meredakan beberapa kekhawatiran perang dagang, meskipun investor masih tetap waspada.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri Indonesia pada Februari 2025 menurun menjadi sebesar US$427,2 miliar dibandingkan dengan posisi pada Januari 2025 sebesar US$427,9 miliar.
Perkembangan posisi utang luar negeri pemerintah tersebut terutama dipengaruhi oleh perpindahan penempatan dana investor nonresiden dari surat berharga negara (SBN) domestik ke instrumen investasi lain seiring dengan tetap tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.