Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Sektor Emiten yang Rajin Terbitkan Obligasi Korporasi, Angkat Nilai Emisi

Beberapa emiten aktif menerbitkan surat utang korporasi untuk memenuhi kebutuhan refinancing.
Pegawai mengamati pergerakan harga saham dan obligasi di Profindo Sekuritas, Jakarta, Kamis (5/9/2024)./JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati pergerakan harga saham dan obligasi di Profindo Sekuritas, Jakarta, Kamis (5/9/2024)./JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Terdapat beberapa sektor emiten yang aktif menerbitkan surat utang korporasi untuk memenuhi kebutuhan refinancing. Hal itu mengangkat emisi penerbitan surat utang korporasi di tengah tekanan ekonomi global dan minimnya katalis di pasar saham saat ini.

Presiden Direktur Pinnacle Investment Guntur Putra mengatakan bahwa sektor keuangan seperti perbankan dan multifinance menjadi sektor yang aktif menerbitkan surat utang korporasi karena ada kebutuhan untuk refinancing dan pembiayaan konsumen.

Selain itu, sektor energi dan infrastruktur juga terpantau aktif menerbitkan surat utang karena banyak proyek jangka panjang terutama dari sisi transisi energi dan program pembangunn skala nasional.

"Tantangan makro seperti pelemahan permintaan global, volatilitas komoditas, dan ketatnya likuiditas domestik akan mempengaruhi performa keuangan mereka. Emiten dengan struktur biaya efisien dan portofolio proyek yang solid akan lebih resilien," katanya kepada Bisnis, Rabu (16/4/2025).

Senada dengan Guntur, Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan bahwa sektor keuangan, infrastruktur, dan konsumer non-cyclical menjadi tiga klaster utama yang aktif menerbitkan obligasi.

Dia menjelaskan sektor keuangan seperti bank dan multifinance mencari modal kerja dan ekspansi pembiayaan, terutama ke segmen konsumtif dan kendaraan listrik.

"Infrastruktur dan logistik, proyek jalan tol dan energi berskala besar mendorong kebutuhan pembiayaan jangka panjang. Risiko refinancing membaik karena banyak proyek sudah masuk fase komersial," ujarnya.

Selain itu, sektor konsumer non-cyclical, seperti emiten FMCG dan retail modern mulai melihat pemulihan konsumsi, dan obligasi dimanfaatkan untuk memperkuat rantai penawaran serta digitalisasi.

"Sektor ini relatif resisten terhadap volatilitas jangka pendek dan tetap mencatatkan pertumbuhan EBITDA positif, meski dengan margin yang menurun karena tekanan biaya modal," ucapnya.

Reza melihat penerbitan surat utang baru berpotensi menghadapi tantangan akibat tingginya penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dan Sertifikat Rupiah Bank Indonesia (SRBI). 

Meski begitu, sektor multifinance dan perbankan terlihat masih semangat untuk menerbitkan surat utang korporasi, yang bisa menjadi indikator

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) belum lama ini merilis realisasi emisi surat utang korporasi sepanjang kuartal I/2025 mencapai Rp46,75 triliun. Jumlah tersebut melonjak 77,4% secara tahunan (year on year/yoy) dari posisi Rp26,35 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper