Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah, Sentuh Rp16.837 per Dolar AS

Rupiah ditutup melemah ke level Rp16.837 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu (16/4/2025), seiring dengan terkoreksinya indeks dolar AS.
Karyawan memperlihatkan uang Rupiah dan Dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (3/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memperlihatkan uang Rupiah dan Dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (3/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Mata uang rupiah ditutup melemah ke level Rp16.837 per dolar AS pada perdagangan Rabu (16/4/2025). Sejumlah mata uang Asia lainnya juga turut melemah sore ini.

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 10,5 poin atau 0,06% ke Rp16.837 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah 0,76% ke 99,4.

Sejumlah mata uang di Asia ditutup bervariasi seperti yen Jepang menguat 0,70%, dolar Hong Kong melemah 0,01%, dolar Singapura menguat 0,36%, dolar Taiwan menguat 0,01%, dan won Korea Selatan menguat 0,30%.

Lalu peso Filipina menguat 0,09%, rupee India naik 0,09%, yuan China melemah 0,11%, ringgit Malaysia melemah 0,09%, dan baht Thailand menguat 1,05%.

Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi menjelaskan dari global, investor terus berjuang dalam menemukan katalis untuk mendorong pemulihan yang lebih berarti, karena pertumbuhan global secara luas diperkirakan akan melambat seiring tarif AS yang membahayakan perekonomian global.

"Trump telah menaikkan tarif pada barang-barang China ke tingkat yang sangat tinggi, mendorong Beijing untuk mengenakan bea balasan atas impor AS dalam perang dagang yang semakin intensif antara dua ekonomi terbesar dunia yang dikhawatirkan pasar akan menyebabkan resesi global," kata Ibrahim, Rabu (16/4/2025).

Sebagai tanda lebih lanjut dari meningkatnya ketegangan, China telah memerintahkan maskapai penerbangannya untuk tidak menerima pengiriman jet Boeing lebih lanjut sebagai tanggapan atas keputusan AS untuk mengenakan tarif 145% pada barang-barang China.

Selain itu, data PDB menunjukkan ekonomi China tumbuh 5,4% tahun-ke-tahun pada kuartal I/2025, lebih dari ekspektasi 5,2%. Pertumbuhan PDB kuartal ke kuartal berada di angka 1,2%, sedikit meleset dari ekspektasi 1,4%.

Angka PDB yang kuat muncul setelah serangkaian langkah agresif dari Beijing hingga akhir tahun 2024, saat pemerintah bergerak untuk menopang pertumbuhan ekonomi lokal.

Dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2025 diprediksi melambat menjadi kisaran 4,9% hingga 5%. Proyeksi ini melambat dari pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV/2024 yang mencapai 5,02%.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan hanya kisaran 4,8% hingga 5%, lebih rendah dari target dalam asumsi ekonomi makro 2025 sebesar 5,2%, dan juga target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2025-2029 bahwa ekonomi tahun ini ditargetkan tumbuh 5,3%.

Adapun untuk perdagangan Senin depan, Ibrahim memperkirakan rupiah akan ditutup melemah pada rentang Rp16.830-Rp16.890 per dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper