Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Anjlok Usai Trump Naikkan Tarif Impor China jadi 125%

Berikut dampak harga minyak mentah atas keputusan Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor menjadi 125% untuk China.
Pompa angguk atau pump unit dan drilling rigs beroperasi di kilang minyak dekat Laut Kaspia, Baku, Azerbaijan pada Kamis (14/11/2024). / Bloomberg-Andrey Rudakov
Pompa angguk atau pump unit dan drilling rigs beroperasi di kilang minyak dekat Laut Kaspia, Baku, Azerbaijan pada Kamis (14/11/2024). / Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak anjlok sekitar 1% pada Kamis (10/4/2024) yang dipicu pernyataan Presiden AS Donald Trump meningkatkan perang dagang dengan China, bahkan ketika ia mengumumkan jeda 90 hari untuk tarif impor yang ditujukan untuk negara-negara lain.

Diberitakan sebelumnya, Trump mengumumkan keputusan menaikkan tarif balasan untuk China menjadi 12% melalui media sosial Truth Social pada Rabu (9/4/2025) pukul 13.18 waktu AS. Perubahan sikap itu terjadi sekitar 13 jam setelah aturan bea masuk produk impor terhadap 56 negara dan Uni Eropa mulai berlaku. 

Dikutip dari Reuters pada Kamis (10/4/2024), harga minyak mentah berjangka Brent turun 73 sen atau 1,1%, menjadi US$64,73 per barel pada pukul 01.08 WIB.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 49 sen, atau 0,8%, menjadi US$61,86. Patokan tersebut telah ditutup 4% lebih tinggi pada hari Rabu (8/4/2025) setelah turun sebanyak 7% selama sesi tersebut.

Trump menaikkan tarif untuk China menjadi 125%, berlaku segera, dari tarif 104% yang diumumkan sebelumnya yang telah dimulai sebelumnya pada hari Rabu (9/4/2025).

China juga mengumumkan pungutan impor tambahan untuk barang-barang AS, memberlakukan tarif 84% mulai Kamis (10/4/2025).

Sementara itu, persediaan minyak mentah AS naik 2,6 juta barel dalam sepekan hingga 4 April, kata Energy Information Administration, hampir dua kali lipat ekspektasi dalam jajak pendapat Reuters untuk kenaikan 1,4 juta barel.

Pipa minyak Keystone dari Kanada ke Amerika Serikat tetap ditutup pada hari Rabu menyusul tumpahan minyak di dekat Fort Ransom, North Dakota, sementara rencana untuk mengembalikannya ke layanan sedang dievaluasi, operatornya South Bow (SOBO.TO). 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper