Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Tancap Gas Usai Trump Umumkan Jeda Tarif Impor 90 Hari

Harga emas global melonjak setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan jeda tarif impor AS selama 90 hari dan menaikkan pungutan impor terhadap China.
Emas batangan 1 kilogram. / Bloomberg-Christopher Pike
Emas batangan 1 kilogram. / Bloomberg-Christopher Pike

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas global melonjak setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kebijakan jeda tarif impor AS selama 30 hari dan menaikkan pungutan impor terhadap China.

Dilansir Bloomberg, harga emas terus naik, mencatat lonjakan intraday terbesar dalam 5 tahun terakhir. Emas spot naik hingga 3,8% mencapai level US$3.095,13 per ons pada Rabu (9/4/2025).

Emas yang digunakan sebagai investasi safe haven selama masa ketidakpastian politik dan keuangan, telah naik lebih dari US$400 pada 2025 dan mencapai rekor tertinggi US$3.167,57 per ons pada 3 April 2025 didorong permintaan aset lindung nilai yang kuat dan pembelian oleh bank sentral.

Namun, harga emas sempat jeblok seiring dengan aksi jual global selama beberapa hari terakhir karena skala perombakan perdagangan Trump. Meskipun emas batangan adalah tempat berlindung tradisional, gangguan pasar yang ekstrem dapat mendorong investor untuk menjual aset tersebut guna menutupi kerugian di tempat lain. 

Kini, harga emas kembali bergeliat setelah Presiden AS Donald Trump menunda pemberlakukan skema tarif impor timbal balik (reciprocal tariffs) selama 90 hari sebagai tanggapan atas pendekatan dari puluhan negara. Trump juga menaikkan pungutan impor China menjadi 125%.

Di pasar keuangan global kemudian terjadi eksodus dari obligasi pemerintah AS berjangka lebih panjang.

"Emas saat ini merupakan tempat berlindung yang aman karena kekhawatiran tentang stabilitas fiskal AS terus meningkat," kata kepala strategi komoditas di Saxo Bank AS, Ole Hansen dilansir dari Bloomberg pada Kamis (10/4/2025).

Di sisi lain, The Fed memperingatkan bahwa ekonomi AS menghadapi risiko inflasi yang lebih tinggi di samping pertumbuhan yang lebih lambat.

Menurut CME Fedwatch Tool, para pedagang kemudian memperkirakan peluang penurunan suku bunga The Fed sebesar 72% pada Juni 2025.

Emas batangan dengan imbal hasil nol cenderung tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah. Investor kini mengamati indeks harga konsumen AS yang akan dirilis untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut.

"Pada akhirnya, emas terus dilihat sebagai lindung nilai terhadap ketidakstabilan. Kami mendapat situasi di mana tarif menjadi masalah besar, dan Anda memiliki ekspektasi inflasi yang meningkat, dan itu diwujudkan dengan imbal hasil yang lebih tinggi," kata kepala strategi komoditas di TD Securities, Bart Melek dilansir Reuters. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper