Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan kelapa sawit PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) berencana melakukan pembelian kembali atau buyback saham dengan nilai Rp450 miliar. Aksi buyback ini rencananya dilakukan mulai 9 April 2025 hingga 8 Juli 2025.
SGRO menyampaikan biaya pembelian kembali saham direncanakan sebanyak-banyaknya sebesar Rp450 miliar. Menurut manajemen, buyback dilakukan untuk menjaga kestabilan antara fundamental perseroan dan fluktuasi kondisi pasar saat ini.
Selain itu, buyback juga diharapkan menjaga tingkat kepercayaan para pemangku kepentingan dalam mendukung usaha SGRO untuk mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan.
"Dengan buyback, SGRO bertujuan untuk menunjukkan keyakinan terhadap nilai intrinsiknya, mengoptimalkan struktur modal, serta memperkuat kemampuannya dalam memberikan nilai pertumbuhan yang berkelanjutan kepada para pemegang saham," kata manajemen, dikutip Kamis (10/4/2025).
Manajemen SGRO juga menyampaikan pelaksanaan pembelian kembali saham tidak akan memberikan dampak negatif yang material terhadap kinerja operasional dan pendapatan Perseroan. Hal ini karena perseroan pada saat ini memiliki modal, saldo laba dan arus kas yang masih mencukupi untuk melakukan rencana pembelian kembali saham.
"Pembelian kembali akan dilaksanakan melalui transaksi di Bursa Efek Indonesia, dan perseroan telah menunjuk PT Bahana Sekuritas untuk melakukan pembelian kembali saham oleh perseroan melalui BEI selama periode pembelian kembali saham," tutur manajemen.
Menurut SGRO, buyback dapat menstabilkan harga dalam kondisi pasar yang fluktuatif dan dapat memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal jangka panjang, yang mana Saham Treasuri dapat dijual di masa yang akan datang dengan nilai yang optimal jika perseroan memerlukan penambahan modal.
SGRO juga menjelaskan sumber dana yang akan digunakan untuk melakukan pembelian kembali saham ini berasal dari optimalisasi kas internal perseroan.
Adapun manajemen SGRO juga menuturkan pelaksanaan pembelian kembali saham ini memberikan indikasi bahwa perseroan memiliki likuiditas yang cukup untuk melakukan pembelian saham tanpa mengganggu kondisi keuangan, operasional atau investasi lainnya yang menunjukkan jika perseroan berada dalam kondisi keuangan yang sehat.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.