Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah investor institusi menerapkan strategi di pasar, kala terjadinya ketidakpastian global akibat tarif Trump.
Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan menjelaskan bahwa strategi investor institusi saat ini cukup beragam, tergantung dari profil risiko dan kewajiban portofolio.
"Contohnya, pelaku asuransi cenderung semakin konservatif, dengan naiknya ketidakpastian akibat tarif Trump, mereka lebih memilih instrumen yang stabil seperti SBN. Ini juga tercermin dari tren pengurangan porsi saham sejak 2023," katanya, Rabu (9/4/2025).
Dia menjelaskan bahwa investor institusi lainnya seperti Taspen atau BPJS Ketenagakerjaan justru melihat koreksi pasar saham saat ini sebagai momen untuk menyerok saham-saham bagus.
"Karena mereka punya horizon jangka panjang dan tidak harus mengejar return cepat, fluktuasi pasar justru menjadi peluang. Jadi, pendekatannya bukan cut loss atau panik, tapi fokus ke valuasi dan fundamental," ujarnya.
Lebih lanjut, Felix menjelaskan bahwa diversifikasi portofolio juga sangat penting untuk saat ini, dengan campuran antara saham, SBN, bahkan emas bisa menjadi cara untuk menjaga stabilitas portofolio.
Baca Juga
Menurutnya, untuk investor retail, penting untuk selalu bijak melihat momentum, agar tidak salah beli ketika pasar saham sedang lesu.
"Pastikan paham bisnisnya dan mengetahui kenapa harga saham itu layak dikoleksi," tegasnya.
Kemudian, dia menyarankan bahwa yang paling penting saat ini bagi investor adalah jangan panik. Kalau investor punya investasi dalam rentang menengah ke panjang, justru saat ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk review portofolio dan mencari saham dengan valuasi diskon, tapi memiliki fundamental yang kuat.
"Fokus ke sektor yang masih punya prospek, seperti perbankan, konsumsi, atau energi, dan jangan buru-buru all-in," tambahnya.
Sementara itu, menurut Felix katalis utama dalam waktu dekat yang akan mempengaruhi pasar global di antaranya, tarif dagang Amerika Serikat (AS) dan China, serta potensi efek domino ke global supply chain.
Selain itu, dia mengungkap adanya rilis dividen dari emiten big caps, dengan yield yang menarik juga bisa menjadi daya tarik bagi investor.
"Sikap investor asing yang pada pekan ini masih cenderung jual, tetapi kondisi ini bisa berubah cepat kalau sentimennya membaik," ucapnya.
Kemudian, menurutnya arah kebijakan fiskal pemerintah dan sinyal komunikasi yang lebih konsisten dari otoritas terkait juga penting untuk mengembalikan kepercayaan pasar.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.