Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Longsor ke Level 5.996, Bos LPS: Sekarang Good Time to Buy

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan indikator ekonomi telah menunjukkan pemulihan di tengah kondisi IHSG yang tengah mengalami tekanan.
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan paparan dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Acara yang bertema Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Perang tarif Perdagangan itu dihadiri jajaran menteri, Dewan Ekonomi Nasional, BI, LPS, OJK, dan sejumlah pemangku kepentingan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan paparan dalam Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Menara Mandiri, Senayan, Jakarta, Selasa (8/4/2025). Acara yang bertema Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Perang tarif Perdagangan itu dihadiri jajaran menteri, Dewan Ekonomi Nasional, BI, LPS, OJK, dan sejumlah pemangku kepentingan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) saat ini dapat menjadi momentum penting bagi investor. 

Menurutnya, setelah melalui tahun penuh tantangan, sejumlah indikator ekonomi menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang kuat pada awal 2025. Hal ini menjadi sinyal bagi investor, yang menantikan waktu terbaik untuk masuk ke pasar saham.

Dia menuturkan bahwa tahun lalu kondisi ekonomi sempat memburuk yang ditandai dengan penurunan penjualan mobil, motor, semen, hingga indeks manufaktur (PMI) yang turun di bawah 50. Namun, sejumlah indikator kini berbalik ke arah positif.

Hal itu seiring penjualan otomotif yang tumbuh, penjualan semen meningkat, indeks keyakinan konsumen naik ke atas 100, dan PMI Manufaktur kembali ke zona ekspansi.

“Ekonomi Indonesia bottoming out. Kalau orang pasar modal suka itu pasti karena kalau bottoming out itu saatnya masuk,” ujarnya dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Jakarta, Selasa (8/4/2025).  

Purbaya menuturkan bahwa saat IHSG berada di bawah nilai fundamental, potensi kenaikan jangka menengah hingga panjang dinilai menjadi sangat menarik.  

Di samping itu, survei terhadap ribuan rumah tangga menunjukkan bahwa masyarakat mulai optimis terhadap kondisi ekonomi dan kepemimpinan pemerintah. Hal ini akan berdampak positif terhadap konsumsi dan investasi domestik.

“Pasar saat ini cenderung bereaksi berlebihan terhadap sentimen negatif. Padahal, indikator leading ekonomi menunjukkan arah yang membaik. Ini membuka peluang besar bagi investor jangka panjang,” kata Purbaya. 

Oleh karena itu, dengan tren ekonomi yang membaik, IHSG yang belum sepenuhnya mencerminkan pemulihan, serta indeks kepercayaan konsumen yang terus meningkat, para investor disarankan untuk tidak melewatkan momentum ini.

“Jadi, kalau bapak dan ibu suka main saham, jangan lupa bahwa sekarang is a good time to buy,” ujar Purbaya. 

Sebelum menutup paparannya, Purbaya kembali menyampaikan agar audiens yang suka main saham untuk masuk ke pasar sekarang sebelum terlambat.

Di lantai bursa, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mencatatkan penurunan sebesar 7,90% atau 514,47 poin menuju posisi 5.996,14. Sepanjang hari ini, IHSG dibuka pada level 5.914,28 dan sempat menyentuh level terendah 5.882,6.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper