Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Buyback Emas Antam Meningkat 8,91% Sepanjang Maret 2025

Harga buyback emas Antam tercatat meningkat sebesar 8,91% sepanjang Maret 2025, dari Rp1,52 juta pada awal bulan menjadi Rp1,65 juta sampai dengan 30 Maret.
Pengiriman emas batangan perdana PT Freeport Indonesia (PTFI) ke Antam/Dok. Freeport Indonesia
Pengiriman emas batangan perdana PT Freeport Indonesia (PTFI) ke Antam/Dok. Freeport Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Harga buyback emas Antam tercatat meningkat sebesar 8,91% sepanjang Maret 2025. Adapun saat ini emas berukuran 1 gram dibanderol Rp1,8 juta.

Berdasarkan informasi dari Unit Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, harga buyback emas untuk ukuran 1 gram dijual Rp1,52 juta pada 1 Maret 2025. Namun, sampai dengan 30 Maret, banderol itu melonjak ke level Rp1,65 juta.

Tak cuma harga penjualan kembali, mahar emas Antam juga mengalami peningkatan sebesar 8,01% selama Maret 2025. Pada awal Maret, harga emas ukuran 1 gram dipatok Rp1,67 juta. Nilai itu lalu naik menjadi Rp1,8 juta per 30 Maret 2025.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, harga emas memang menunjukkan peningkatan signifikan menjelang Lebaran 2025 dan diproyeksikan terus berlanjut.

Pada Kamis (27/3/2025), harga emas global (XAU/USD) mencatatkan rekor tertinggi di level US$3.059 per troy ounce. Sementara itu, harga emas Antam juga mengalami kenaikan pada perdagangan Minggu (30/3/2025), mencapai Rp1.806.000 per gram.

Analis Dupoin Indonesia, Andy Nugraha, menilai bahwa kenaikan harga emas didorong oleh meningkatnya ketidakpastian di pasar global akibat kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.

“Kebijakan Trump memperburuk ketegangan dagang dan meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset safe-haven,” ujarnya dalam keterangan tertulis.

Dia juga memproyeksikan tren kenaikan harga emas masih akan berlanjut. Kombinasi pola candlestick dan indikator moving average menunjukkan bahwa potensi kenaikan harga emas diperkirakan menyentuh level US$3.100.

Namun, jika harga emas gagal menembus level tersebut dan mengalami pembalikan atau reversal, kemungkinan akan turun ke US$3.035 sebagai target terdekat.

Meskipun tren naik masih kuat, harga emas mengalami sedikit hambatan akibat penguatan dolar AS. Sentimen kehati-hatian dari The Fed juga turut memengaruhi pergerakan harga emas, dengan pasar uang mulai memperhitungkan kemungkinan pemangkasan suku bunga sebesar 64,5 basis poin pada 2025.

Selain itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun stabil di 4,37%, sementara imbal hasil riil AS turun ke 1,97%. Kondisi ini menunjukkan pasar masih mempertimbangkan berbagai faktor sebelum mengambil langkah lebih lanjut.

Sebelumnya, UBS Global Wealth Management telah merevisi naik proyeksi harga emas seiring meningkatnya risiko perang dagang global yang berlarut-larut.

UBS memprediksi harga emas batangan akan diperdagangkan pada US$3.200 per troy ounce dalam empat kuartal 2025, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar US$3.000.

“Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya konflik perdagangan yang semakin menggarisbawahi peran logam mulia sebagai penyimpan nilai di masa ketidakpastian,” demikian kutipan laporan analis UBS Global Wealth Management. 

_______________________

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper