Bisnis.com, JAKARTA – PT Mandiri Sekuritas memproyeksikan PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk. (YUPI) memiliki prospek pertumbuhan yang menarik seiring dengan masuknya Affinity Equity Partners sebagai pengendali baru usai IPO.
Direktur Utama Mandiri Sekuritas Oki Ramadhana mengatakan bahwa fundamental YUPI cukup solid dengan prospek pertumbuhan yang menjanjikan. Hal ini turut didorong dengan masuknya Affinity sebagai pengendali.
“Fundamentalnya bagus banget. Jadi private equity masuk ke pasar modal kita. Bayangin, Affinity itu nanti akan menjadi pengendali dan itu bagus buat negara kita,” ujarnya saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Selasa (25/3/2025).
Affinity Equity, perusahaan ekuitas swasta asal Hong Kong, akan menjadi pengendali baru YUPI setelah mengakuisisi mayoritas saham perseroan dari tangan PT Sweets Indonesia (PTSI) dan Daniel Budiman.
Melansir prospektus perusahaan, PTSI dan Daniel Budiman merupakan pemegang saham mayoritas YUPI dengan kepemilikan masing-masing sebesar 7,68 miliar saham (89,90%) dan 8,29 juta saham (0,10%). Seluruhnya atau 90% saham kemudian dilepas kepada PT Confectionery Consumer Products Indonesia (CCPI).
Berdasarkan Perjanjian Perikatan Jual Beli (PPJB) atas saham perseroan yang diteken pada 1 November 2024, PT CCPI akan membeli seluruh saham tersebut usai penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO).
PT CCPI secara tidak langsung dimiliki oleh Confectionery Products (Holdings) Limited (CPHL), yang berbasis di Kepulauan Cayman. Berdasarkan data per 10 Februari 2025, Affinity Fund yang terdiri dari APF V dan APF V, memegang 98% saham CPHL masing-masing dengan porsi 59% dan 39%.
Untuk diketahui, Affinity Fund merupakan kendaraan investasi milik Affinity Equity Partners. Alhasil, dengan struktur tersebut, Affinity akan menjadi penerima manfaat utama YUPI melalui rantai kepemilikan di CPHL dan PT CCPI.
Oki menyatakan masuknya Affinity Equity sebagai pengendali akan memberikan dorongan positif bagi YUPI untuk mengeksekusi rencana-rencana ekspansi.
“YUPI punya pabrik di sini yang mau ekspansi. Dengan adanya nanti private equity masuk, itu akan lebih ekspansif lagi lagi. Bagus banget. Tidak hanya pasarnya di Indonesia, tetapi juga di luar negeri,” pungkasnya.
Sementara itu, hingga kuartal III/2024, YUPI mencatat kinerja pendapatan sebesar Rp2,4 triliun dengan laba bersih Rp484,25 miliar. Perolehan laba ini meningkat dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yakni Rp440,44 miliar.
Dari sisi neraca keuangan, perseroan memiliki total aset sebesar Rp2,6 triliun. Perinciannya, ekuitas sebesar Rp2,1 triliun dan liabilitas mencapai Rp581,23 miliar.
Oki menyatakan bahwa YUPI juga merupakan pemimpin pasar dalam kategori soft candy. Merujuk pada prospektus perseroan, pangsa pasar YUPI di Indonesia mencapai 67%, Malaysia 21%, Singapura 17%, dan Thailand sebesar 23%.
“Mereka [YUPI] jadi pemimpin pasar di Indonesia dan juga Asia Tenggara. Jadi, IPO-IPO seperti ini, yang fundamentalnya bagus dan growth story-nya bagus, itu yang akan kami bawa terus,” ungkap Oki.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.