Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREMIUM NOTES: Aksi BlackRock di AKRA, Bitcoin Usai Fed Tahan Suku Bunga, hingga Borong UNVR Jelang Lebaran

Artikel pilihan di Bisnis Indonesia Premium, dari aksi BlackRock di AKRA, Bitcoin Usai Fed tahan suku bunga, hingga borong UNVR jelang lebaran.
Reni Lestari,Thomas Mola,Nindya Aldila,Asteria Desi Kartika Sari,Jaffry Prabu Prakoso
Jumat, 21 Maret 2025 | 10:30
Investor mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Para pakar menyoroti makin tingginya porsi kepemilikan surat berharga negara (SBN) oleh Bank Indonesia seiring dengan kekhawatiran risiko terganggunya independensi bank sentral.

Berita tersebut menjadi salah satu artikel pilihan Bisnis Indonesia Premium. Berikut adalah rangkumannya untuk edisi Jumat (21/3/2024).

Pengendara motor melintas seusai mengisi bahan bakar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) BP AKR di Jakarta, Minggu (2/3/2025). Bisnis/Abdurachman
Pengendara motor melintas seusai mengisi bahan bakar di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) BP AKR di Jakarta, Minggu (2/3/2025). Bisnis/Abdurachman


1. Blackrock Diam-diam Tambah Saham AKRA, Proyeksi 2025 Moncer?

Berbeda dengan investor kakap lainnya yang memilih mengurangi koleksinya, Blackrock justru menambah saham AKRA. Selama 3 bulan pertama 2025, Blackrock secara berkala mengakumulasi saham PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA)

Selengkapnya baca di sini.

Kantor Bank Indonesia/Bisnis-Arief Hermawan
Kantor Bank Indonesia/Bisnis-Arief Hermawan

2. Gemuknya Porsi Kepemilikan SBN Bank Indonesia Kembali Disorot, Independensi Jadi Pertanyaan

Bank sentral terpantau terus memperbesar porsi kepemilikan SBN, terutama sejak krisis Covid-19 pada 2021. Bank Indonesia melaporkan bahwa sepanjang tahun ini hingga 18 Maret 2025, total SBN yang telah bank sentral beli senilai Rp70,7 triliun.

Belum rampung kuartal I/2025, BI artinya telah membeli 47,13% surat utang pemerintah dari rencana awal pembelian sepanjang tahun ini yang senilai Rp150 triliun. Angka itu jauh lebih tinggi dari 5 tahun lalu yang hanya di kisaran 6,5%.

Baca di sini selengkapnya.

Pejalan kaki melintasi poster logo Bitcoin di Hongkong, Selasa (12/11/2024). / Bloomberg-Paul Yeung
Pejalan kaki melintasi poster logo Bitcoin di Hongkong, Selasa (12/11/2024). / Bloomberg-Paul Yeung

3. The Fed Tahan Suku Bunga, Momentum Akumulasi Keuntungan Bitcoin Cs?

Pasar aset berisiko seperti kripto menguat pasca kebijakan The Fed yang mempertahankan suku bunga pada level 4,25%-4,50%. Penguatan kripto juga diiringi kuatnya pasar saham Amerika Serikat (AS).

Aset kripto berkapitalisasi jumbo, Bitcoin berhasil menembus level US$83.000, dan sempat diperdagangkan pada level US$87.000. Ethereum kembali ke level US$2.000 setelah dua pekan berfluktuasi pada area US$1.800- US$1.900.

Baca selengkapnya di sini.

Pengunjung melihat produk kecap Bango di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (28/10/2024). PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) mengambil alih Kecap Bango melalui penambahan kepemilikan saham Unilever di PT Anugrah Lever, yang memproduksi Kecap Bango, dalam penandatangan akta jual beli saham pada 9 Agustus 2007. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pengunjung melihat produk kecap Bango di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Senin (28/10/2024). PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) mengambil alih Kecap Bango melalui penambahan kepemilikan saham Unilever di PT Anugrah Lever, yang memproduksi Kecap Bango, dalam penandatangan akta jual beli saham pada 9 Agustus 2007. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

4. Masih Ada yang Borong UNVR Jelang Lebaran

Di tengah ramainya aksi lepas saham emiten konsumer PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) sepanjang tahun berjalan 2025, sejumlah nama masih getol mengakumulasi jelang momentum Lebaran.

Menurut data Bloomberg, Jumat (21/3/2025), sejumlah nama di jajaran pemodal teratas UNVR melakukan aksi akumulasi dalam sepekan terakhir.

Simak selengkapnya di sini.

Karyawan melayani nasabah di salah satu cabang PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) di Jakarta. Direktur BSI beli saham BRIS, investor besar ikut serta, sementara lainnya menjual, pasar tetap fluktuatif. /Bisnis-Fanny Kusumawardhani
Karyawan melayani nasabah di salah satu cabang PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) di Jakarta. Direktur BSI beli saham BRIS, investor besar ikut serta, sementara lainnya menjual, pasar tetap fluktuatif. /Bisnis-Fanny Kusumawardhani

5. Investor Kakap yang Ikut dan Melawan Arus Direktur BSI Memborong Saham BRIS

Anggota direksi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) Harry Gusti Utama melaporkan telah membeli saham Perseroan. Investor kakap ada yang ikut dan melawan arus aksi tersebut.

Harry yang menjabat sebagai Direktur Retail Banking BSI baru pertama kali memborong saham BRIS. Dia adalah anggota anyar dalam jajaran direksi BSI berdasarkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 8 Oktober 2024.

Baca selengkapnya di sini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper