Bisnis.com, JAKARTA — Emiten unggas (poultry) PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) telah mencatatkan kinerja laba yang moncer pada tahun buku 2024. Kinerja saham CPIN yang saat ini masih di zona merah pun diproyeksikan terdongkrak.
Berdasarkan laporan keuangan, CPIN telah mencatatkan laba sebesar Rp3,71 triliun pada 2024, melonjak 60,14% secara tahunan (year on year/yoy), dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp2,31 triliun.
Pada saat yang sama, penjualan neto CPIN tercatat naik 9,51% yoy menjadi Rp67,47 triliun di 2024, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp61,61 triliun.
Secara terperinci berdasarkan segmen, penjualan CPIN ditopang oleh segmen ayam pedaging (broiler) sebesar Rp35,31 triliun, diikuti segmen pakan sebesar Rp16,44 triliun, ayam olahan Rp11,94 triliun.
Selanjutnya, penjualan anak ayam usia sehari atau day old chicken sebesar Rp2,50 triliun, dan penjualan lain-lain Rp1,26 triliun. Penjualan itu dikurangi biaya eliminasi Rp53,48 triliun.
Dalam penyampaian public expose di keterbukaan informasi, CPIN melaporkan bahwa peningkatan penjualan neto terutama disebabkan oleh peningkatan penjualan segmen farm dan food.
Baca Juga
"Peningkatan penjualan segmen farm terutama disebabkan oleh membaiknya harga jual rata-rata ayam pedaging dan DOC [day old chicken]," tulis Manajemen CPIN di keterbukaan informasi pada Selasa (18/3/2025).
Adapun, peningkatan laba didorong oleh peningkatan marjin laba segmen feed dan farm.
CPIN sendiri pada tahun ini akan tetap fokus pada kegiatan usaha utama yaitu feed, farm dan food. Strategi yang dijalankan yakni pembangunan pabrik pakan ternak di Sulawesi Selatan untuk menambah kapasitas produksi dan memperluas jaringan pemasaran di kawasan Indonesia Timur.
Selain itu, CPIN menjalankan pembangunan kandang untuk parent stock di lokasi peternakan ayam yang sudah ada untuk menambah kapasitas produksi DOC.
Kinerja Saham
Seiring dengan kinerja keuangan yang kuat, harga saham CPIN pun bergeliat. Pada perdagangan kemarin, Rabu (19/3/2025), harga saham CPIN menguat 3,68% ditutup di level Rp4.500 per lembar. Meskipun harga saham CPIN masih di zona merah, atau melemah 5,46% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd).
Saham CPIN pun masih dinilai prospektif. Tim Riset Samuel Sekuritas melaporkan kinerja bisnis dan saham emiten unggas seperti CPIN terdorong momentum ramadan karena permintaan yang meningkat.
"Secara historis, harga ayam pedaging mampu mencapai Rp24.000 selama ramadan, yang menunjukkan potensi kenaikan sebesar 7,5%," tulis Tim Riset Samuel Sekuritas.
Kinerja bisnis dan saham emiten unggas pun didukung oleh pemusnahan sukarela dan kebijakan pemerintah yang menguntungkan, termasuk program bungkil gratis dan kuota impor grand parent stock (GPS) yang lebih rendah.
Namun, kekhawatiran atas potensi penyebaran flu burung dari AS ke Asia dapat menimbulkan risiko bagi emiten unggas.
Samuel Sekuritas merekomendasikan buy dengan target harga di level Rp5.900 per lembar.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo juga menilai saham emiten unggas seperti CPIN terdorong oleh bergulirnya program makan bergizi gratis dari pemerintah. "Hal ini bisa berdampak positif bagi kinerja emiten poultry khususnya pada top line," ujarnya kepada Bisnis.
Program makan bergizi gratis dari pemerintah memang telah bergulir pada awal tahun ini. Pada Januari 2025, pemerintah mulai menjalankan program secara masif di 923 titik. Kemudian, cakupan program berkembang menjadi 2.000 titik pada April 2025 dan menjadi 5.000 titik pada Juli-Agustus 2025.
Analis NH Korindo Sekuritas Ezaridho Ibnutama dalam risetnya juga menilai keterlibatan CPIN dalam program makan bergizi gratis dapat menghasilkan kontrak government-to-business (G2B) yang cukup besar.
Namun, prospek saham CPIN diganjal oleh sejumlah tantangan. "Adanya ketidakpastian dalam anggaran berulang dan dampak keuangan dari program makan bergizi gratis, hingga ancaman flu burung," ujar Ezaridho dalam risetnya.
NH Korindo Sekuritas sendiri merekomendasikan buy untuk CPIN dengan target harga Rp5.550 per lembar.
Berdasarkan data Bloomberg, konsensus analis terbaru menunjukan bahwa sebanyak 18 sekuritas menyematkan rekomendasi beli untuk CPIN. Sementara tiga sekuritas menyematkan rekomendasi hold. Target harga saham CPIN sendiri berada di level Rp5.777,78 per lembar dalam 12 bulan ke depan.