Bisnis.com, JAKARTA — Emiten restoran pengelola jaringan KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) berencana melakukan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), FAST akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 533,33 juta saham baru, dengan nilai nominal sebesar Rp50 per saham.
PT Gelael Pratama dan PT Indoritel Makmur International Tbk. (DNET) yang akan melakukan penyetoran modal kepada FAST melalui private placement tersebut. Perseroan telah menetapkan harga pelaksanaan senilai Rp150 per saham.
Alhasil, FAST akan memperoleh dana sebesar Rp80 miliar dari aksi korporasi tersebut. Dana yang diperoleh perseroan akan digunakan untuk keperluan modal kerja FAST.
"Perseroan melakukan PMTHMETD dalam rangka perbaikan posisi keuangan, sehubungan dengan kondisi perserian saat ini yang mempunyai modal kerja bersih negatif dan mempunyai liabilitas melebihi 80% dari aset perusahaan," tulis manajemen FAST dalam keterbukaan informasi, Selasa (18/3/2025).
Pemodal dalam private placement FAST ini ialah PT Gelael Pratama dan PT Indoritel Makmur International Tbk. (DNET). Mereka akan melakukan penyetoran modal kepada FAST secara proporsional melalui PMTHMETD.
Setelah private placement, kepemilikan saham FAST oleh PT Gelael Pratama akan meningkat menjadi 41,18% dari sebelumnya 40%. Senada, DNET akan menggenggam 37,51% saham FAST setelah private placement dari sebelumnya 35,84%.
Di sisi lain, kepemilikan saham investor lain berisiko terdilusi 11,79%. Akibatnya, porsi saham FAST yang dimiliki masyarakat akan turun dari 16,18% menjadi 14,27% dan BBH Luxembourg dari 7,9% menjadi 6,97% dengan jumlah saham yang sama.
Sehubungan dengan rencana private placement, FAST bermaksud meminta persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada Kamis (24/4/2025).
Berdasarkan laporan keuangan FAST per 31 Desember 2024, modal kerja bersih FAST tercatat negatif sebesar Rp1,25 triliun dengan total liabilitas jangka pendek konsolidasian FAST sebesar Rp2,09 triliun.
"Modal kerja bersih negatif ini disebabkan oleh tingginya nilai liabilitas jangka pendek FAST yang terdiri dari utang bank, utang usaha dan utang lain-lain," kata manajemen FAST.
Dengan terlaksananya private placement ini akan membuat struktur permodalan FAST meningkat dari sebelumnya Rp252,54 miliar menjadi Rp332,54 miliar.
Kemudian rasio liabilitas dibandingkan dengan ekuitas FAST juga akan menjadi lebih baik dari sebelumnya 14,09 kali menjadi 10,46 kali.