Bisnis.com, JAKARTA — Pasar modal diwarnai oleh aksi korporasi divestasi saham oleh pemegang saham pengendali sejumlah emiten. Aksi itu ditempuh oleh pemegang saham PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU), PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT), hingga calon emiten PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk. (YUPI).
Divestasi saham RATU dilaksanakan oleh Emiten hilir migas milik Happy Hapsoro PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA). RAJA telah merampungkan transaksi divestasi 10% saham RATU melalui dua tahap senilai total Rp319 miliar.
Pada tahap pertama, RAJA melepas 126.521.500 saham RATU, yang mewakili 4,66% dari modal ditempatkan dan disetor penuh pada 5 Maret 2025. Nilai transaksi untuk pelepasan saham ini ditetapkan sebesar Rp1.175 per saham. Dengan demikian, total transaksi divestasi tahap pertama itu sekitar Rp148,66 miliar.
Selanjutnya, RAJA kembali melepaskan sebanyak 144.983.800 saham atau 5,34% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Raharja Energi Cepu. Transaksi itu dilakukan pada 17 Maret 2025 senilai Rp170,35 miliar.
“Transaksi pelepasan saham ini tidak mempengaruhi pengendalian perseroan atas RATU,” tulisnya dalam keterbukaan informasi, Selasa (18/3/2025).
Sementara itu, PT Austindo Kencana Jaya, PT Memimpin Dengan Nurani, Sjakon George Tahija, dan George Santosa Tahija bakal mendivestasi 91,17% saham ANJT ke PT Ciliandra Perkasa. Aksi divestasi itu tertuang dalam perjanjian jual beli saham bersyarat yang telah ditandatangani pada 18 Maret 2025.
"Perusahaan menerima pemberitahuan tertulis dari pembeli pada 18 Maret 2025 sehubungan dengan rencana pengambilalihan sekitar 91,17% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada perusahaan yang dimiliki para penjual," tulis Direktur/Sekretaris Perusahaan ANJT Naga Waskita, Selasa (18/3/2025).
Tujuan pembeli PT Cilindra Perkasa melakukan pengambilalihan adalah untuk memperluas perkebunan kelapa sawit dan meningkatkan ketersediaan bahan baku untuk mendukung operasi hilir yang semakin berkembang.
Sebagai informasi, PT Ciliandra Perkasa yang merupakan pembeli saham pengendali ANJT merupakan entitas usaha dari First Resources Limited. First Resources juga mengestimasi harga pembelian untuk saham ANJT yang dijual adalah sebesar US$329,75 juta. Namun, nilai tersebut dapat disesuaikan.
Selanjutnya, divestasi saham juga akan ditempuh oleh PT Sweets Indonesia terhadap saham calon emiten PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk. (YUPI).
Divestasi saham YUPI oleh PT Sweets Indonesia berjalan dalam dua tahap. Pertama, divestasi 598.114.200 saham (7%) melalui skema penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).
Harga IPO tersebut dibanderol Rp2.390 per saham, sehingga PT Sweets Indonesia bakal mengantongi dana Rp1,42 triliun.
Setelah YUPI melantai di Bursa Efek Indonesia, aksi divestasi PT Sweets Indonesia akan berlanjut.
Berdasarkan prospektus ringkas perseroan, PT Sweets Indonesia dan Daniel Budiman akan menjual 90% saham Yupi milik mereka kepada PT Confectionery Consumer Products Indonesia (CCPI).
Aksi divestasi itu merujuk pada penandatanganan perjanjian pengikatan jual beli yang disepakati para penjual dengan Confectionary Consumer Products Global Pte Ltd. (CCPGL) dan CCPI pada 1 November 2024.
Merujuk perjanjian tersebut, PT Confectionery Consumer Products Indonesia (CCPI) akan membeli seluruh kepemilikan saham PT Sweets Indonesia dan Daniel Budiman di dalam Yupi sebanyak 7.690.039.800 saham, yang terdiri atas 7.681.745.800 milik PT Sweets Indonesia dan 8.294.000 saham milik Daniel Budiman.
“Jumlah tersebut setara dengan 90% dari seluruh saham biasa perseroan yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO pada harga penawaran,” tulis manajemen Yupi dalam prospektus yang dikutip Kamis (6/3/2025).
Rencana tersebut tunduk pada penyelesaian IPO dan dilaksanakan tidak lebih dari 5 hari setelah pencatatan saham YUPI di BEI yang rencananya dilakukan pada 25 Maret 2025.