Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak 91,17% saham PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) bakal dicaplok oleh PT Ciliandra Perkasa.
Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Austindo Nusantara Jaya Naga Waskita mengatakan 91,17% saham perseroan akan dilepas oleh PT Austindo Kencana Jaya, PT Memimpin Dengan Nurani, Sjakon George Tahija, dan George Santosa Tahija.
Adapun, perjanjian jual beli saham bersyarat telah ditandatangani pada 18 Maret 2025.
“Tujuan pembeli [PT Cilindra Perkasa] melakukan pengambilalihan adalah untuk memperluas perkebunan kelapa sawit dan meningkatkan ketersediaan bahan baku untuk mendukung operasi hilir yang semakin berkembang,” tulisnya dalam keterbukaan informasi, Selasa (18/3/2025).
Dia menyampaikan rencana tersebut akan tunduk terhadap Peraturan OJK (POJK) No.9/2018. Termasuk, dalam hal kewajiban pelaksanaan penawaran tender wajib oleh pengendali baru perusahaan.
Hingga akhir 2024, ANJT tercatat memiliki total aset US$573,2 juta. Adapun, total liabilitasnya US$181,31 juta dan total ekuitasnya US$391,89 juta.
Di sisi kinerja keuangan, Austindo Nusantara Jaya membukukan laba bersih sebesar US$9,2 juta pada 2024 atau setara dengan Rp148 miliar (kurs Jisdor Rp16.157 per dolar AS 31 Desember 2024), meningkat signifikan 106,7%, dari US$4,4 juta pada 2023.
Sementara itu, pendapatan ANJT tercatat sebesar US$236,8 juta sepanjang tahun 2024 atau turun 0,31% dibandingkan dengan posisi pada 2023 sebesar US$237,5 juta.
Direktur Keuangan ANJT Nopri Pitoy menjelaskan peningkatan kinerja keuangan ini didorong harga jual CPO yang lebih tinggi dan penurunan harga pupuk untuk tanaman menghasilkan.
Nopri Pitoy menambahkan bahwa pada 2025 ANJ menargetkan peningkatan produksi CPO sebesar 15% dibandingkan tahun 2024.
Target ini didukung oleh beberapa faktor strategis, yaitu peningkatan produksi TBS dari kebun inti dan diperkuat dengan pembelian TBS dari pihak eksternal, serta proyeksi hasil produksi dari tanaman muda hasil program replanting yang telah dijalankan sejak beberapa tahun lalu.
“Hingga tahun 2024 kami telah melakukan replanting seluas 12.635 hektare, dan lebih dari separuhnya sudah menghasilkan ... Kami akan terus melanjutkan program replanting di perkebunan Pulau Belitung dan Sumatra Utara I untuk menjaga keberlanjutan produksi," ujar Nopri Pitoy.