Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Terimbas Anjloknya Wall Street, Cek Rekomendasi Sahamnya

IHSG hari ini dipengaruhi anjloknya Bursa AS atau Wall Street, tetapi analis masih memberikan sejumlah rekomendasi saham pilihan.
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (13/1/2025)./IBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (13/1/2025)./IBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini, Jumat (14/3/2025) dipengaruhi anjloknya Bursa AS atau Wall Street. Analis masih memberikan sejumlah rekomendasi saham pilihan.

Kiwoom Sekuritas Indonesia (KSI) dalam publikasi risetnya menyampaikan Bursa AS anjlok pada Kamis (13/3/2025) menyusul kebijakan kontroversial dari Donald Trump. Dalam ancaman tarif terbarunya, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa dia akan mengenakan tarif 200% untuk impor minuman dari Eropa jika Uni Eropa tidak menghapuskan biaya tambahan untuk whiskey AS.

Hal ini diumumkan setelah tarif tambahan untuk semua impor baja dan aluminium AS mulai berlaku pada hari Rabu. Dari sisi kinerja ekonomi, Data Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada hari Kamis menunjukkan bahwa Inflasi di tingkat produsen AS (PPI) secara tak terduga tidak berubah pada bulan Februari, menyusul data pada hari Rabu mengenai US CPI yang naik lebih lambat dari perkiraan.

"Mendinginnya Inflasi ini tak mampu mengangkat market karena para pelaku pasar lebih terfokus pada perang dagang," papar riset KSI.

Di Wall Street, S&P 500 anjlok 1,39%, Dow Jones Industrial Average melemah 537,36 poin atau 1,30%, sekitar 9,4% di bawah level peak 31 Jan (45.054,4). Nasdaq Composite merosot 1,96% , sudah mengkonfirmasi koreksinya terlebih dahulu pada 6 Maret saat terjerembab lebih dari 14% dari titik rekor terakhir 18 Februari.

Di pasar obligasi, yield obligasi AS turun pada hari Kamis karena aksi jual ekuitas meningkatkan permintaan atas surat utang pemerintah AS yang dianggap sebagai aset safe haven, di mana perang dagang yang semakin meningkat antara Amerika Serikat dan mitra dagang mengancam merusak pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan inflasi.

Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun 4,6 bps menjadi 4,27%, sementara imbal hasil obligasi tenor 30 tahun turun 4,1 bps menjadi 4,59%. Imbal hasil obligasi tenor 2 tahun, yang biasanya bergerak seiring dengan ekspektasi suku bunga untuk Federal Reserve, turun 4 bps menjadi 3,955%.

Dari dalam negeri, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sampai 28 Februari 2025 sebesar Rp 31,2 triliun, setara dengan 0,13% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Defisit APBN di awal tahun itu masih dalam target desain APBN 2025 yang ditargetkan terjadi defisit Rp 616,2 triliun atau 2,53% terhadap PDB. Penerimaan pajak terkumpul Rp 187,8 triliun sampai Februari 2025, anjlok 30,19% YoY.

"Menimbang sentimen yang bergulir di pasar regional dan domestik, KSI menyarankan para investor dan trader untuk wait & see pada perdagangan di penghujung pekan ini," imbuhnya.

IHSG diprediksi bergerak di rentang support 6,650-6,540, sedangkan level resistan 6,710-6,810.

Rekomendasi Saham Hari Ini

ADMR

  • Entry Buy : 855 – 895
  • Target Price : 945 – 1,040
  • Support : 830 – 855
  • Cut loss : 810

BMTR

  • Entry Buy : 135 – 141
  • Target Price : 150 – 155
  • Support : 132 – 135
  • Cut loss : 130

KLBF

  • Entry Buy : 1,050 – 1,085
  • Target Price : 1,130 – 1,160
  • Support : 1,040 – 1,050
  • Cut loss : 1,030


WIFI

  • Entry Buy : 1,850 – 1,935
  • Target Price : 2,070 – 2,150
  • Support : 1,800 – 1,850
  • Cut loss : 1,790

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper