Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah analis memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bakal melanjutkan tren koreksi pada perdagangan akhir pekan hari ini, Jumat (14/3/2025).
Melemahnya indeks di bursa Wall Street dan kembali munculnya aksi jual investor asing pada sejumlah saham perbankan big cap pasca rilis APBN Januari-Februari 2025 menjadi sentimen negatif di pasar.
“Sementara itu naiknya harga beberapa komoditas seperti emas, CPO, timah, gas dan pulp berpeluang menjadi katalis positif untuk IHSG,” tulis tim riset CGS International Sekuritas Indonesia, Jumat (14/3/2025).
Menurut tim riset CGS International, IHSG bakal bergerak variatif pada perdagangan hari ini. Hanya saja, pergerakan indeks komposit diperkirakan cenderung melemah.
“Cenderung melemah dengan kisaran support 6580/6515 dan resist 6715/6780,” tulis CGS International.
Dari sisi teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memperkirakan IHSG bakal pullback terlebih dahulu untuk menguji level 6.586-6.618.
Baca Juga
“Selanjutnya IHSG akan berpeluang kembali menguat ke rentang 6,768-6,842 pada skenario hitam,” tuturnya.
Seperti diketahui, bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah dengan indeks S&P 500 resmi memasuki fase koreksi tahun ini, dipicu ketegangan perang tarif antara AS dan mitra dagangnya yang semakin meningkatkan kekhawatiran akan resesi.
Melansir Bloomberg, Jumat (14/3/2025), indeks S&P 500 ditutup melemah 1,4% dan telah turun 10,1% dari level tertingginya. Sementara itu, indeks Nasdaq 100 terpuruk 1,9%, sementara Dow Jones kehilangan 1,3%.
Saham-saham teknologi besar jatuh 2,5%, dengan Adobe Inc. terpukul akibat prospek bisnis yang mengecewakan. Sebaliknya, saham Intel Corp. melesat setelah mengumumkan pergantian kepemimpinan dengan menunjuk seorang veteran industri sebagai CEO baru.
Di pasar obligasi, imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun turun lima basis poin menjadi 4,27%. Penjualan obligasi 30 tahun senilai US$22 miliar mencatat permintaan yang lemah, sementara dolar menguat 0,1%.
Gejolak pasar kian memuncak, memperpanjang aksi jual yang telah menghapus kapitalisasi pasar saham AS hingga US$5 triliun.
Kekhawatiran investor semakin dalam setelah Trump kembali meluncurkan serangkaian kebijakan tarif baru, memicu arus modal ke aset safe haven seperti Treasury AS.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.