Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat di Level Rp16.428 per Dolar AS

Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.428 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (13/3/2025).
Karyawan menata uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Kamis (21/11/2024)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan menata uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Kamis (21/11/2024)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.428 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (13/3/2025).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan menguat 0,15% atau 24 poin ke level Rp16.428 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik 0,08% ke posisi 103,7.

Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami penguatan. Yen Jepang misalnya menguat 0,34%, rupee India menguat 0,17%, dan baht Thaliand menguat 0,05%.

Adapun, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan. Dolar Hong Kong misalnya melemah 0,02%, dolar Singapura melemah 0,05%, dolar Taiwan melemah 0,08%, won Korea Selatan melemah 0,19%, serta yuan China melemah 0,06%.

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini.

Dari luar negeri, analis memperingatkan bahwa meskipun pergerakan pasar optimistis, kekhawatiran mendasar seperti ketegangan perdagangan dan ketidakpastian ekonomi global tetap ada. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa volatilitas pasar dapat terus berlanjut dalam waktu dekat.

Sebelumnya, bea masuk sebesar 25% yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump untuk baja dan aluminium yang mulai berlaku pekan ini. Sementara, Trump mengancam untuk meningkatkan perang dagang global dengan tarif lebih lanjut pada barang-barang Uni Eropa.

Saat ini, pasar juga tertuju pada data indeks harga produsen AS periode Februari 2025, sebagai petunjuk lebih lanjut tentang inflasi AS. Inflasi yang lebih rendah memberi ruang The Fed untuk memangkas suku bunga lebih lanjut.

Dari dalam negeri, sentimen datang seiring dengan pemaparan APBN oleh pemerintah hari ini. APBN pada Februari 2025 mencatatkan defisit Rp31,2 triliun, setara dengan 0,13% produk domestik bruto (PDB). Defisit itu melebar dari posisi bulan sebelumnya atau Januari 2025, yaitu Rp23,5 triliun atau 0,1% PDB.

Untuk perdagangan besok, Jumat (14/3/2025), mata uang rupiah diproyeksikan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.420 - Rp16.460 per dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper