Daya Tarik SBN Indonesia
Fixed Incomed Research Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno juga menilai dengan kondisi defisit APBN, memang terdapat kebutuhan penerbitan surat utang yang lebih besar. Akan tetapi, terdapat risiko di mana penerbitan surat utang yang lebih besar akan meningkatkan supply di pasar, yang pada akhirnya dapat mendorong yield naik.
Namun, dampak tersebut tetap bergantung pada likuiditas domestik, daya serap investor, kebijakan Bank Indonesia (BI), serta arah suku bunga global, khususnya potensi pemangkasan oleh The Fed. Apabila The Fed mulai memberi sinyal pemangkasan suku bunga, permintaan terhadap SBN tenor panjang bisa tetap solid meskipun supply meningkat.
"Jika permintaan tetap tinggi dan pasar yakin terhadap strategi pengelolaan fiskal pemerintah, tekanan kenaikan yield juga bisa lebih terjaga," kata Karinska kepada Bisnis pada Kamis (13/3/2025).
Selain itu, ia menilai pemerintah telah merencanakan efisiensi fiskal dalam tiga tahap, yang jika berhasil dijalankan, seharusnya dapat mengurangi risiko pelebaran defisit APBN.
"Jika efisiensi ini disertai dengan alokasi belanja ke sektor-sektor prioritas yang mendorong pertumbuhan ekonomi, maka PDB tetap terjaga, yang pada akhirnya bisa membantu mempertahankan rasio utang terhadap PDB serta defisit fiskal dalam batas yang prudent," ujar Karinska.
Baca Juga : SBN untuk Perumahan, Pakai Skema Burden Sharing? |
---|
Menurutnya, dengan kombinasi kebijakan yang tepat, pasar dapat tetap kondusif meskipun tekanan dari sisi pembiayaan meningkat.
Di tengah kondisi peningkatan supply surat utang negara, menurutnya minat investor terhadap SBN masih cukup kuat, tercermin dari tingginya bid-to-cover ratio di lelang SBNdan SBSN terbaru, serta terus berlanjutnya inflow ke pasar obligasi.
Sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd), arus masuk ke SBN telah mencapai Rp22,4 triliun, dengan tren net buy dalam tiga bulan terakhir.
Hal ini menunjukkan bahwa investor masih melihat potensi positif di pasar surat utang Indonesia, didorong oleh ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter," jelasnya.
Namun, sentimen pasar tetap perlu dicermati, terutama terkait dengan transparansi fiskal dan strategi pemerintah dalam mengelola pembiayaan defisit agar tidak menciptakan tekanan tambahan bagi pasar obligasi.