Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Eropa Ditutup Flat, Dukungan ECB Imbangi Tekanan Imbal Hasil Obligasi

Bursa saham Eropa berhasil pulih dari pelemahan dan ditutup flat, setelah pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB) mendorong saham perbankan.
Bursa saham Euronext NV di distrik bisnis La Defense di Paris, Prancis, Selasa, 18 Juni 2024./Bloomberg-Nathan Laine
Bursa saham Euronext NV di distrik bisnis La Defense di Paris, Prancis, Selasa, 18 Juni 2024./Bloomberg-Nathan Laine

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa berhasil pulih dari pelemahan dan ditutup flat pada perdagangan Kamis (6/3/2025), setelah pemangkasan suku bunga oleh Bank Sentral Eropa (ECB) mendorong saham perbankan, mengimbangi dampak kenaikan imbal hasil obligasi jangka panjang.

Melansir Reuters, Jumat (7/3/2025), indeks Stoxx 600 sempat melemah hingga 0,9% sebelum akhirnya ditutup ke level awal. ECB menurunkan suku bunga ke level 2,5% seperti yang diperkirakan dan mengisyaratkan kemungkinan pemotongan lebih lanjut seiring inflasi yang terus melambat.

Namun, kebijakan moneter ini terjadi di tengah ketidakpastian besar akibat potensi perang dagang dengan AS serta lonjakan belanja pertahanan, yang menandai perubahan kebijakan ekonomi terbesar di Eropa dalam beberapa dekade.

Chief Investment Officer UBS Jerman Maximilian Kunkel mengatakan ECB tetap menjaga fleksibilitas maksimum di tengah ketidakpastian global yang tinggi.

"Kebijakan dari pemerintahan AS masih menjadi faktor yang tidak pasti,” kata Kunkel.

Saham perbankan melonjak 0,8% ke rekor tertinggi, meskipun penguatan ini tertahan oleh penurunan tajam saham bank-bank Inggris. Tanpa memasukkan Inggris, indeks perbankan Eropa naik 2,6%, sementara indeks bank London melemah 2,7%.

Sektor konstruksi dan material mencatat kenaikan terbesar dengan lonjakan 2,2%, diikuti sektor barang industri yang naik 0,9%.

"Kombinasi kebijakan fiskal yang lebih pro-pertumbuhan dan kebijakan moneter yang mendukung terus mengangkat sektor-sektor yang diuntungkan, seperti perbankan," lanjut Kunkel.

Dari sisi fiskal, Jerman dan mitra koalisinya sepakat untuk membentuk dana infrastruktur senilai 500 miliar euro dan merevisi aturan pinjaman, yang disebut sebagai "bazooka" fiskal untuk menopang ekonomi yang melemah.

Namun, kenaikan imbal hasil obligasi tetap menjadi tantangan. Imbal hasil obligasi Jerman bertenor 10 tahun naik ke 2,835%, level tertinggi sejak Oktober 2023, seiring ekspektasi peningkatan pasokan obligasi di pasar.

Kenaikan ini menekan sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga, seperti properti, yang turun 2,7%, serta sektor kesehatan yang melemah 1,2%, menjadi sektor dengan kinerja terburuk hari ini.

Sementara itu, pasar otomotif mendapat dorongan setelah muncul harapan bahwa AS akan memberikan lebih banyak pengecualian dari tarif impor 25% yang diusulkan oleh Trump terhadap mobil dan barang-barang Eropa.

Indeks otomotif melonjak 2,1%, dengan saham Volkswagen naik 3,9%, BMW melonjak 4,3%, dan Stellantis menguat 2,1%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper