Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tantangan Divestasi Aset BUMN JSMR, WIKA, hingga Waskita di 2025

Sederet BUMN seperti JSMR, WIKA, dan Waskita berencana melepas sejumlah asetnya pada tahun ini. Namun, rencana itu diperkirakan tidak akan berjalan mudah.
Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta. Bisnis/Abdurachman
Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Jakarta. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Langkah emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam mendivestasikan asetnya pada tahun ini diperkirakan tidak akan berjalan mudah.

Dalam sepekan terakhir, emiten pelat merah seperti PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) berencana menjual aset untuk mengantisipasi kelesuan sektor infrastruktur. 

Masalahnya, Presiden RI Prabowo Subianto diketahui telah mengumumkan Instruksi Presiden (Inpres) No. 1/2025, yang menetapkan efisiensi belanja fiskal pada tahun ini mencapai Rp306,69 triliun atau 8% dari total anggaran.

Sebagian besar efisiensi akan diperoleh dari pengurangan anggaran kementerian/lembaga yang mencapai Rp256,1 triliun, sedangkan sisanya atau Rp50,59 triliun berasal dari transfer ke pemerintah daerah.

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menjadi salah satu pihak yang terdampak. Pada tahun ini, pagu indikatif kementerian ditetapkan sebesar Rp50,48 triliun atau susut Rp60,47 triliun dari pagu awal yang mencapai Rp110,95 triliun.

Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT) Imam Gunadi memandang bahwa dalam kondisi ekonomi yang lesu dan di tengah tantangan perekonomian domestik, investor cenderung lebih berhati-hati dalam mengakuisisi aset.

Alhasil, minimnya permintaan terhadap aset yang akan didivestasi dapat menurunkan valuasi sehingga perusahaan terpaksa menjualnya dengan harga lebih rendah. Namun, ketidakpastian ekonomi global dan melemahnya perekonomian dalam negeri, dinilai menjadi momentum tepat untuk melego aset-aset yang kurang produktif. 

“Kami menilai bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat bagi perusahaan untuk mengevaluasi aset-aset yang kurang produktif guna meminimalkan biaya yang tidak diperlukan. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan margin keuntungannya,” ujar Imam kepada Bisnis, Jumat (7/3/2025).

Menurutnya, hasil dari penjualan aset dapat dimanfaatkan untuk memperkuat modal kerja, meningkatkan pelayanan, atau berekspansi ke proyek yang lebih produktif.

Di samping itu, kata Imam, dana hasil divestasi tersebut juga dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban keuangan perusahaan, mengingat emiten di sektor infrastruktur dan konstruksi umumnya memiliki beban keuangan yang cukup besar.

RENCANA DIVESTASI

Wijaya Karya atau WIKA, misalnya, berencana menjual sejumlah aset hingga menghapus anak dan cucu perusahaan untuk mengantisipasi penurunan pasar konstruksi akibat perubahan arah kebijakan pemerintah.

Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito, mengatakan penurunan pasar konstruksi pada tahun ini mendorong WIKA untuk mengambil langkah strategis untuk mengatasi tantangan dan mengupayakan keberlangsungan usaha.

Salah satu langkah yang akan ditempuh adalah melepas sederet aset investasi yang dimiliki, mulai dari jalan tol hingga Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM).

“Kami akan melakukan divestasi pada 2025, baik di jalan tol maupun penyertaan lainnya. Selain mengurangi beban investasi, juga memberikan dana tunai untuk memperkuat modal dan penyelesaian kewajiban,” ujar Agung dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu (5/3/2025).

Bisnis.com mencatat salah satu aset tol yang akan dilepas WIKA adalah ruas Tol Balikpapan-Samarinda (Balsam) dan Tol Soreang-Pasirkoja (Soroja). Adapun proyek SPAM Jatiluhur di Bekasi Timur, Jawa Barat, juga berencana dilego.

Begitu pula dengan Waskita. Muhammad Hanugroho, Direktur Utama Waskita Karya, mengungkapkan sedikitnya ada tiga ruas tol yang akan dilego pada tahun ini, yakni Jalan Tol Cimanggis – Cibitung, Jalan Tol Pemalang – Batang, serta Jalan Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat (bagian dari Trans Sumatra). 

Melansir laporan perseroan, emiten BUMN Karya ini menargetkan perolehan dana segar hingga Rp4,93 triliun dari divestasi tiga ruas tol tersebut.

“Jika divestasi dapat segera dilakukan, setidaknya kita bisa mengurangi liabilitas yang menjadi kewajiban manajemen untuk segera diselesaikan,” ucap Hanugroho.

Sementara itu, JSMR memastikan program asset recycling terus berlanjut guna mengurangi beban berat yang dipikul perusahaan. Sejalan dengan upaya tersebut, perseoan turut menempuh langkah optimalisasi anggaran dan penyesuaian tarif tol. 

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasi 2024, emiten operator jalan tol BUMN ini membukukan beban pokok pendapatan sebesar Rp11,31 triliun. Jumlah tersebut membengkak 26,34% secara tahunan dari beban 2023 yang mencapai Rp8,95 triliun.

Jika dirinci, beban konstruksi memberikan bobot terbesar ke pundak JSMR dengan nilai Rp9,9 triliun atau melonjak dari posisi sebelumnya Rp5,71 triliun. Adapun beban tol dan usaha lainnya menyumbang Rp7,48 triliun, naik 12,63% secara tahunan.

“Ya, kami rencanakan ada [asset recycling]. Kebetulan ada peminat dan untuk meringankan beban. Pasti kami pertimbangkan karena peminatnya ada,” ujar Direktur Utama Jasa Marga Subakti Syukur saat ditemui di Jakarta, Selasa (4/3/2025).

_________ 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper