Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arah Harga Emas Usai Tergelincir Pekan Lalu, Sentimen Tarif Trump Masih Kuat

Harga emas global jatuh pekan lalu setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di level US$2.956 per troy ounce.
Produk logam mulia Emasku yang diproduksi oleh PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA)./emasku.co.id
Produk logam mulia Emasku yang diproduksi oleh PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA)./emasku.co.id

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas global tergelincir pekan lalu setelah mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di level US$2.956 per troy ounce. Adapun, pekan ini harga emas diproyeksikan kembali dalam tren bearish

Melansir Bloomberg, harga emas di pasar spot pada perdagangan awal pekan ini, Senin (3/3/2025), pukul 09.17 WIB memang menguat 0,45% ke level US$2.870,77 per troy ounce. Adapun harga emas berjangka Comex kontrak April 2025 melonjak 1,25% ke US$2.883,7 per troy ounce. 

Harga emas diperdagangkan di sekitar US$2.870 setelah mengalami penurunan mingguan pertama tahun ini akibat aksi ambil untung menyusul reli yang mencetak rekor baru. 

Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha mengatakan harga emas pada pekan lalu mencerminkan penurunan substansial sebesar 3%. 

Sentimen bearish yang terjadi pada emas dipicu oleh kebijakan perdagangan terbaru Presiden AS Donald Trump, di mana Trump menegaskan akan menerapkan tarif baru untuk Meksiko dan Kanada pada 4 Maret 2025. Selain itu, Trump akan menaikkan tarif impor dari China hingga total 20%. 

"Pernyataan ini mengecewakan ekspektasi pasar yang sebelumnya berharap ada penundaan dalam penerapan tarif tersebut," ujar Andy dalam keterangan tertulis pada Senin (3/3/2025).

Adapun pada pekan ini, secara teknikal, Andy mengatakan kombinasi candlestick dan indikator moving average menunjukkan tren bearish yang masih dominan. Proyeksi harga emas hari ini, Senin (3/3/2025) berpotensi turun hingga level US$2.850. Namun, apabila terjadi rebound dari level tersebut, diperkirakan dapat mencapai target kenaikan terdekat di US$2.877.

Di sisi fundamental, emas menarik beberapa pembeli pada sesi perdagangan Asia awal hari ini Senin (3/3/2025), dengan harga sempat menyentuh US$2.870. Ketidakpastian global yang masih berlanjut, terutama konflik antara Rusia dan Ukraina, terus menjadi faktor yang mendukung emas sebagai aset safe-haven. 

Pelaku pasar juga menantikan rilis data Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur per Januari 2025. Data tersebut menunjukkan bahwa The Fed mungkin akan lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan terkait penurunan suku bunga lebih lanjut. 

Peluang penurunan suku bunga pada Juni 2025 meningkat menjadi 71,8%, menurut alat Fedwatch CME, dibandingkan hanya 28,1% untuk mempertahankan suku bunga tetap.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper