Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sritex Pailit dan PHK Massal, Bagaimana Nasib 45.000 Investor Saham SRIL?

Keputusan pailit dan berhenti operasi Sritex menyisakan tanda tanya terkait dengan nasib lebih dari 45.000 investor minoritas SRIL.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan dan Komisaris Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) Iwan Setiawan Lukminto dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Jakarta, Rabu (13/11/2024) - BISNIS/ Ni Luh Anggela.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan dan Komisaris Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) Iwan Setiawan Lukminto dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Jakarta, Rabu (13/11/2024) - BISNIS/ Ni Luh Anggela.

Bisnis.com, JAKARTA — Keputusan pailit dan berhenti operasi PT Sri Rejeki Isman Tbk. (SRIL) atau Sritex menyisakan tanda tanya terkait dengan nasib lebih dari 45.000 investor minoritas yang mengoleksi saham emiten tekstil tersebut.

Seperti diberitakan Bisnis, Sritex dan tiga anak usahanya berhenti beroperasi per 1 Maret 2025. Sebelumnya,kurator melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhitung sejak 26 Februari 2025 sebagai imbas dari putusan Pengadilan Niaga Semarang yang mengabulkan permohonan dari PT Indo Bharat Rayon dan memutus Sritex pailit.

Bursa Efek Indonesia (BEI) pun menjelaskan nasib pencatatan saham SRIL di papan perdagangan bursa. Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan mengenai delisting SRIL dari lantai Bursa, BEI akan menunggu perkembangan dari SRIL. Menurutnya, proses untuk delisting SRIL telah disiapkan Bursa. 

"Sudah kami panggil sebelumnya, sudah datang. Kami proses seperti umumnya perusahaan lain," kata Nyoman di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (28/2/2025).

Nyoman melanjutkan apabila terdapat isu tertentu, BEI akan melakukan konfirmasi ke manajemen, setelah itu Bursa akan meminta perusahaan melakukan keterbukaan informasi, kemudian melakukan site visit dan kemudian mengambil tindakan. 

Bursa juga menurutnya melakukan kerja sama dengan pihak ketiga seperti profesi penunjang pasar modal, untuk meyakinkan keputusan yang Bursa lakukan. Adapun mengenai buyback SRIL, menurut Nyoman akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang ada.

"Termasuk dalam hal proses delisting, kewajiban buyback melekat pada perusahaan mana pun yang delisting dari Bursa," tutur Nyoman.

Sebagai informasi, Biro Administrasi Efek PT Adimitra Jasa Korpora mencatat jumlah modal disetor Sritex mencapai 20.452.176.844 saham per Januari 2025. 

Sebanyak 12.072.841.076 saham atau 59,03% merupakan milik PT Huddleston Indonesia yang didirikan oleh keluarga Lukminto. Pemegang saham pengendali SRIL itu berkedudukan di Jl. Slamet Riyadi No. 396, RT 01 RW 0B, Kel. Purwosari, Kec. Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah. 

Selain PT Huddleston Indonesia, BAE mencatat ada sebanyak 45.863 pemegang saham SRIL dengan porsi kepemilikan saham kurang dari 5% hingga akhir Januari 2025. 

Sebanyak 45.863 investor saham itu menggenggam total 8.379.335.768 saham atau 40,97% saham SRIL. Dua di antara pemegang saham dengan kepemilikan saham di bawah 5% ialah dewan komisaris/direksi Sritex, yakni Iwan Setiawan Lukminto sebanyak 109.116.884  saham (0,53%) dan Iwan Kurniawan Lukminto sebanyak 107.636.884 saham (0,53%). 

Sebelum ada kejelasan terkait dengan pelaksanaan kewajiban buyback saham oleh manajemen SRIL dalam rangka delisting, nasib pemegang saham minoritas SRIL masih akan terkatung-katung.

Apalagi di lantai Bursa, perdagangan saham SRIL dihentikan sementara atau disuspensi BEI sejak 18 Mei 2021. Hingga saat ini, saham SRIL parkir di level Rp146 per saham. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper