Bisnis.com, JAKARTA — Emiten perkebunan dan pengolahan kelapa sawit, PT Eagle High Plantations Tbk. (BWPT) membukukan laba bersih sebesar Rp260,21 miliar pada 2024, meningkat 46,99% dari capaian tahun sebelumnya yakni Rp177,02 miliar.
Melansir laporan keuangan perusahaan, Sabtu (1/3/2025), BWPT mengantongi pendapatan usaha sebesar Rp4,3 triliun atau naik 2,33% secara tahunan. Produk minyak kelapa sawit jadi kontributor utama dengan raihan Rp3,88 triliun.
Sementara itu, beban pokok perseroan susut 3,15% (year on year/YoY) menjadi Rp3,04 triliun. Musababnya, biaya pembelian tandan buah segar mengalami penurunan dari sebelumnya Rp1,04 triliun pada 2023 menjadi Rp642,47 miliar sepanjang tahun lalu.
Dengan perolehan tersebut, BWPT mencatatkan laba kotor sebesar Rp1,25 triliun atau tumbuh 18,66% secara tahunan. Laba usaha perusahaan juga naik menjadi Rp926,5 miliar pada 2024, dari capaian tahun sebelumnya yang meraih Rp703,46 miliar.
Perseroan lantas menorehkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih Rp260,21 miliar, naik 26,99% (YoY). Kenaikan itu membuat laba per saham ikut terkerek dari Rp5,68 ke Rp8,36 pada 2024.
Direktur Utama Eagle High Plantations Henderi Djunaidi mengatakan bahwa sepanjang tahun lalu, perseroan fokus meningkatkan produktivitas dan kualitas operasional. Hasilnya, produktivitas tanam meningkat 8% secara tahunan.
Baca Juga
BWPT juga memaksimalkan produktivitas pabrik dengan mencatatkan oil extraction rate (OER) yang saat ini mencapai 23,6% dan kernel extraction rate (KER) tembus 4,4%.
“Kami optimistis dengan prospek perseroan di masa depan. Tahun depan kami akan terus fokus pada growth, penambahan pabrik baru dan Kernel Crushing Plant yang kami targetkan dapat beroperasi dalam 12 sampai 18 bulan kedepan,” ujar Henderi.
Dia menambahkan BWPT turut mempercepat ekspansi melalui alokasi belanja modal yang lebih besar untuk implementasi mekanisasi dan digitalisasi.
Langkah itu, lanjutnya, sebagai respons terhadap hasil positif peningkatan produktivitas, penguatan kontrol manajemen, dan efisiensi operasional.
“Kami percaya bahwa dengan semakin mempercepat adopsi mekanisasi dan digitalisasi, perseroan dapat terus meningkatkan daya saing dan memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi para pemangku kepentingan,” kata Henderi.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.