Bisnis.com, JAKARTA — Presiden RI Prabowo Subianto resmi menunjuk sejumlah pejabat untuk menakhodai Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, mulai dari Rosan Roeslani hingga Erick Thohir.
Prabowo telah menandatangani Keputusan Presiden No. 30 Tahun 2025 tentang Pengangkatan Dewan Pengawas dan Badan Pelaksana BPI Danantara Indonesia.
"Danantara Indonesia bukan sekadar badan pengelola investasi, melainkan harus menjadi instrumen pembangunan nasional yang akan mengoptimalkan cara kita mengelola kekayaan Indonesia," katanya, Senin (24/2/2025).
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, Presiden Prabowo memilih Menteri Investasi dan Kepala Badan BKPM Rosan Roeslani sebagai CEO BPI Danantara.
Prabowo memilih Rosan untuk menggantikan posisi Muliaman Hadad, yang sebelumnya dilantik sebagai Kepala BPI Danantara pada 22 Oktober 2024.
Terdapat dua posisi di bawah CEO BPI Danantara, yaitu Chief Operating Officer (COO) yang bertanggung jawab untuk Holding Operasional, dan Chief Investment Officer (CIO) yang mengendalikan Holding Investasi BUMN.
Baca Juga
Pandu Patria Sjahrir ditunjuk untuk menjabat sebagai CIO yang akan bertanggung jawab mengelola investasi dan pemberdayaan aset semua BUMN. Dia saat ini juga memegang posisi di berbagai perusahaan dan organisasi, seperti Kamar Dagang dan Industri (Kadin), modal ventura, dan asosiasi mobil listrik.
Selanjutnya, posisi COO dipercayakan kepada Doni Oskaria yang saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN, yang akan bertanggung jawab mengelola operasional BUMN yang ada di bawah BPI Danantara.
Prabowo juga telah menetapkan susunan Dewan Pengawas Danantara. Dewan Pengawas diketuai oleh Menteri BUMN Erick Thohir.
Selain itu, Muliaman Hadad juga ditunjuk sebagai Wakil Ketua Dewan Pengawas Danantara, dan Menteri Keuangan RI Sri Mulyani juga bergabung sebagai anggota Dewan Pengawas Danantara.
Kemudian, Prabowo juga meminta mantan-mantan presiden dan pimpinan organisasi keagamaan untuk ikut mengawasi dan menjadi penasehat pengelolaan dana Danantara.
Presiden Prabowo mengatakan bahwa Danantara yang akan menjadi sovereign wealth fund Indonesia akan mengelola aset senilai lebih dari US$900 miliar atau setara Rp14.715 triliun.
Menurutnya, dana-dana yang dikelola Danantara akan digunakan untuk membiayai proyek-proyek yang berkelanjutan dan berdampak tinggi di berbagai sektor, seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, dan produksi pangan.
Presiden Prabowo juga resmi mengumumkan tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) besar akan dikelola melalui lembaga Danantara.
Dia menyatakan bahwa ketujuh BUMN ini akan menjadi katalisator utama bagi pengembangan Danantara, yang diharapkan dapat mengoptimalkan pengelolaan aset negara dan meningkatkan akuntabilitas keuangan.
Adapun tujuh BUMN tersebut di antaranya, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (Telkom), PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI).
Berikut susunan pengurus BPI Danantara:
Pembina dan Penanggung Jawab: Presiden Prabowo Subianto
Dewan Penasehat: sejumlah mantan presiden a.l. Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo
Badan Pengawas
Ketua Dewan Pengawas: Erick Thohir
Wakil Ketua Dewan Pengawas: Muliaman Hadad
Badan Pelaksana
Kepala Badan Pelaksana/CEO : Rosan Roeslani
Holding Operasional/COO : Dony Oskaria
Holding Investasi/CIO : Pandu Sjahrir