Bisnis.com, JAKARTA — Entitas usaha emiten batu bara PT ABM Investama Tbk. (ABMM), PT Cipta Kridatama (CK) menggandeng SUN Energy dalam peresmian pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan kapasitas 643,8 kilowatt peak (kWp).
Presiden Direktur CK Meidi Wibowo mengatakan PLTS ini memiliki sistem penyimpanan energi baterai microgrid dalam kontainer (Containerized Battery Energy Storage System/CBESS) terbesar dan pertama di Indonesia.
“Berlokasi di Jambi, PLTS ini memiliki kapasitas 643,8 kWp dan dilengkapi dengan sistem penyimpanan baterai sebesar 1 MWh yang dikemas dalam kontainer berukuran 20 feet,” kata Meidi dalam keterangan resmi, Sabtu (22/2/2025).
Meidi menyatakan bahwa CK berkomitmen untuk terus meningkatkan efisiensi operasional serta mengadopsi solusi berkelanjutan dalam menjalankan usahanya. Menurutnya, CK beroperasi di berbagai lokasi terpencil yang tidak selalu terjangkau oleh jaringan listrik nasional.
Oleh karena itu, CK membutuhkan sumber energi yang andal, efisien, dan ramah lingkungan guna mendukung aktivitas tambang serta menjaga keberlanjutan bisnis dalam jangka panjang.
PLTS CBESS di CK Jambi beroperasi secara off-grid dan dibangun dalam waktu 4 bulan. Sistem PLTS ini akan menyuplai listrik bagi berbagai fasilitas operasional, seperti mess karyawan, gelanggang olahraga, masjid, dan klinik 24 jam.
“Dengan memanfaatkan energi terbarukan, kami turut berkontribusi dalam mewujudkan operasional pertambangan yang lebih hijau dan berkelanjutan, diperkirakan dapat menghasilkan lebih dari 849.000 kiloWatt hour energi bersih setiap tahunnya dan mengurangi jejak karbon sebanyak 660 ton CO2, yang setara dengan menanam lebih dari 10.900 pohon,” paparnya.
Sementara itu, Chief Sales Officer SUN Energy Oky Gunawan mengklaim teknologi mutakhir dan rekam jejak SUN Energy telah terbukti mampu menyediakan solusi yang efisien. Selain itu, teknologi SUN Energy juga disebut dapat diandalkan untuk mendukung kebutuhan listrik di sektor pertambangan dan industri lainnya.
Kolaborasi ini membuktikan bahwa implementasi energi hijau dapat berjalan beriringan dengan efisiensi operasional dan keberlanjutan bisnis.
“Kami percaya bahwa teknologi CBESS dapat menjadi game-changer dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia,” imbuhnya.