Bisnis.com, JAKARTA — JP Morgan memandang kehadiran Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara dapat memberikan katalis positif di pasar modal Indonesia.
Executive Director JP Morgan Indonesia Henry Wibowo mengatakan jika eksekusi terhadap BPI Danantara ini dapat dilaksanakan dengan baik, dan dengan tim yang baik juga, maka dapat menjadi nilai tambah bagi Indonesia.
"Saya sebenarnya cukup positif terhadap Danantara. Jika eksekusinya baik, jika dapat dilaksanakan dengan baik, dengan tim yang baik juga, Danantara bisa potensial menjadi value up untuk Indonesia," kata Henry pada Bloomberg Technoz Economic Outlook 2025, Kamis (20/2/2025).
Henry mencontohkan Pemerintah Korea Selatan juga baru-baru ini melakukan inisiatif untuk value up. Hal itu terbukti dapat mendorong kinerja pasar modal di sana.
Dia melanjutkan apabila Danantara dapat melakukan leverage up atau menggunakan asetnya untuk memperoleh lebih banyak dana seperti US$20 miliar, apabila US$1-US$3 miliar dipakai untuk mendukung pasar modal, maka Danantara dapat mendorong pertumbuhan pasar modal.
"Itu dari sesuatu hal yang mungkin banyak tanda tanya, akan bisa menjadi katalis positif," ucapnya.
Meski demikian, kata dia, JP Morgan masih melihat bagaimana detail dari kejelasan investasi Danantara, agar bisa mengukur dampak dari kehadiran Danantara.
Sebelumnya, dalam kesempatan yang sama Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Danantara dengan aset senilai US$900 miliar dan dapat mengelola sekitar US$100 miliar dolar AS, maka jumlah tersebut sangat besar.
"Dengan profit dari ini, kita bisa dengan mudah menggalang dana sekitar US$20-US$25 miliar, sehingga kita bisa berinvestasi sendiri," ujar Luhut.
Namun, menurut Luhut, yang lebih penting adalah bahwa Danantara memungkinkan untuk membentuk Joint Venture (JV) dengan perusahaan luar negeri.
Luhut juga menegaskan Danantara tidak akan dikelola oleh orang-orang yang hanya 'titip nama' atau direkomendasikan oleh pihak tertentu, karena ini dijalankan oleh perusahaan profesional.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.