Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efisiensi Anggaran Infrastruktur Memperberat Prospek Emiten Semen

Kebijakan efisiensi anggaran infrastruktur diperkirakan memperberat prospek industri semen yang sepanjang Januari 2025 mengalami penurunan permintaan.
Buruh memindahkan semen dari truk ke atas kapal Pinisi di Pelabuhan Paotere Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/5/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Buruh memindahkan semen dari truk ke atas kapal Pinisi di Pelabuhan Paotere Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (20/5/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA – Kebijakan efisiensi anggaran infrastruktur diperkirakan makin membebani industri semen nasional dalam jangka pendek hingga menengah.

Tim Analis Phintraco Sekuritas menyebutkan permintaan semen pada Januari lalu terkontraksi 5,1% secara tahunan karena dipengaruhi curah hujan yang tinggi dan berkurangnya hari kerja akibat libur nasional.

Di Pulau Jawa, pasar semen kantong melemah 2,7% year on year (YoY) sedangkan di luar Jawa tumbuh sebesar 1,4% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Namun, di sisi lain, pasar semen curah menunjukkan tren negatif dengan penurunan sebesar 3,6% YoY di Pulau Jawa dan terkoreksi tajam hingga 32% di luar Jawa.

Research Analyst Phintraco Sekuritas Aditya Prayoga memandang bahwa kinerja sektor semen pada kuartal I/2025 masih akan menghadapi tekanan akibat kelebihan pasokan atau oversupply yang sejauh ini belum dapat teratasi.

“Daya beli masyarakat yang masih lemah berpotensi membatasi permintaan semen kantong. Faktor lain yang menambah tekanan adalah periode libur nasional dan hari raya besar keagamaan, seperti Ramadan dan Lebaran, yang cenderung memperlambat aktivitas konstruksi serta menekan permintaan semen,” ucapnya dalam riset dikutip Kamis (20/2/2025). 

Dia menambahkan bahwa kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan pemerintah turut menimbulkan kekhawatiran terkait kelanjutan proyek-proyek strategis nasional, yang selama ini menjadi penopang utama permintaan semen.

“Apabila alokasi dana infrastruktur mengalami pemangkasan signifikan, tekanan terhadap industri semen dalam jangka pendek hingga menengah diperkirakan akan semakin besar,” pungkas Aditya.

Sementara itu, Stockbit melaporkan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) mencatat penurunan volume penjualan semen sebesar 1,1% YoY pada Januari 2025.

Meski demikian, pangsa pasar meningkat ke level 31% dibandingkan dengan Januari 2024 yang berada di 29,8%. Kenaikan itu terjadi akibat penurunan volume penjualan di industri secara keseluruhan sebesar 5,1% YoY.

Secara tahunan, volume penjualan INTP pada Januari 2025 hampir turun di semua daerah, dengan kenaikan hanya terjadi di Banten dan Sumatra.

Berdasarkan segmentasi produk, volume penjualan semen kantong turun 0,1% YoY, sedangkan semen curah mengalami penurunan lebih dalam sebesar 3,7% YoY.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper