Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini, periode 17-21 Februari 2025, diprediksi bergerak pada level support 6.500 dan berpotensi terkoreksi lebih lanjut menuju 6.300.
Community Lead Indo Premier Sekuritas (IPOT) Angga Septianus mengatakan terdapat dua sentimen utama yang membayangi gerak IHSG, yakni kebijakan tarif Donald Trump dan pergerakan nilai tukar rupiah.
"Pelaku pasar saham perlu untuk mencermati level support IHSG 6.500 yang sangat krusial untuk menjaga pergerakan IHSG semenjak 3 tahun terakhir. Apabila gagal bertahan IHSG berpotensi terkoreksi lebih lanjut ke 6.300," katanya dalam keterangan resmi, Senin (17/2/2025).
Dia menjelaskan sentimen perkembangan tarif yang akan diterapkan Trump, terutama terkait reciprocal tariff atau tarif timbal balik untuk partner dagang AS.
Menurutnya, meskipun Trump mengklaim bahwa kebijakan ini adil untuk semua pihak, beberapa negara telah memberikan sinyal akan mengambil langkah balasan apabila AS benar-benar memberlakukan tarif timbal balik.
Kedua, dia menjelaskan terkait pergerakan nilai tukar rupiah. Rupiah diharapkan mengalami penguatan seiring terkoreksinya Indeks Dolar AS (DXY). Korelasi dolar AS dan nilai tukar rupiah dengan IHSG sangat erat. Apabila rupiah menguat maka IHSG juga berpotensi menguat.
Baca Juga
Kemudian, dia mengungkap bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebelumnya sempat ditutup di zona merah dengan pelemahan sebesar 1,54% dalam sepekan lalu, berada pada level 6.638,45 dari 6.752,57 pada akhir perdagangan, Jumat (14/2/2025).
Dia menjelaskan bahwa pelemahan IHSG terbebani oleh dua top losers IDX ENERGY karena aksi jual asing dan terkoreksinya harga batu bara dan IDX INFRA karena penurunan saham BREN dan TLKM.
Sementara itu, menurutnya dua top gainer sepekan lalu yakni IDX TECHNO karena kenaikan saham BUKA di tengah kenaikan emiten grup Elang Mahkota dan IDX CYCLIC yang ditopang kenaikan saham-saham media FILM dan MNCN.
Kemudian, IPOT merekomendasikan saham-saham berikut untuk trading pada pekan ini, di antaranya:
PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB)
Buy PSAB dengan target price 302. PSAB menjadi emiten yang menarik karena harga emas dunia mencapai level tertinggi pada pekan kemarin seiring permintaan akan safe haven asset di tengah ketegangan ekonomi karena perang dagang dan geopolitik.
PT Indika Energy Tbk. (INDY)
Buy INDY dengan target price 1.600. Emiten ini berpotensi menguat tertopang sentimen PT Indika Energy Tbk. (INDY) yang siap memacu proyek emas Awak Mas di Sulawesi Selatan, walaupun produksi baru akan dimulai pada 2026 nanti.
PT Timah Tbk. (TINS)
Buy TINS dengan target price 1.100. Emiten ini berada resistance trendline dan apabila breakout di atas 1.045 berpotensi lanjut ke 1.100. Terlebih, harga timah mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.