Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Antam (ANTM) Bidik Produksi 13 Juta Bijih Nikel dari Tambang SDA

PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menargetkan kapasitas produksi dari blok PT Sumberdaya Arindo (SDA) mencapai 13 juta wmt bijih nikel pada 2027.
Kantor Unit Bisnis Pertambangan Nikel PT Aneka Tambang Tbk. di Desa Buli, Kecamatan Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara./Bisnis-Akhirul Anwar
Kantor Unit Bisnis Pertambangan Nikel PT Aneka Tambang Tbk. di Desa Buli, Kecamatan Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara./Bisnis-Akhirul Anwar

Bisnis.com, JAKARTA — PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) menargetkan kapasitas produksi dari blok tambang PT Sumberdaya Arindo (SDA) mencapai sekitar 13 juta wet metric ton (wmt) bijih nikel pada 2027 atau 2 tahun mendatang. Saat itu, blok tambang SDA bakal berproduksi dalam skala penuh. 

Kendati demikian, manajemen ANTM membeberkan kapasitas produksi dari blok tambang SDA saat ini berada di kisaran 3 juta wmt saprolit.

ANTM telah mendapat persetujuan rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB) untuk kegiatan penambangan di blok SDA tersebut selama periode 2024 sampai dengan 2026. Persetujuan dari otoritas minerba turun pada 22 Oktober 2024.

“Produksi yang akan kita hasilkan nanti adalah 3 juta wmt dalam bentuk saprolit, sampai ke 13 juta wmt nanti rencana produksinya [saprolit dan limonit],” kata Direktur Utama ANTM Nico Kanter saat rapat dengar pendapat dengan Komisi XII DPR, Jakarta, Senin (17/2/2025). 

Seperti diketahui, blok tambang SDA itu merupakan kerja sama ANTM dengan HongKong CBL Limited, entitas bisnis CATL, dalam peta jalan hilirisasi bijih nikel menjadi baterai listrik.

Dalam usaha patungan di sisi hulu tambang itu, ANTM memegang 51% saham dan HongKong CBL Limited mengamankan kepemilikan 49% saham pada PT SDA.

Adapun, proyek itu memiliki nilai investasi sekitar US$74 juta. Saat ini, ANTM tengah mengurus izin AMDAL untuk dapat mengerjakan penambangan dari blok tersebut. 

“Kita juga mengurus AMDAL SDA yang sampai saat ini masih berlangsung mudah-mudahan bisa terbit di kuartal I/2025, kemudian kita juga mengurus FEED untuk pengembangan tambang,” kata Nico.

Seperti diberitakan sebelumnya, ANTM mencatat penurunan produksi bijih nikel dan feronikel sepanjang 2024 yang berimbas terhadap volume penjualan.

Manajemen Antam menerangkan koreksi produksi tiga komoditas utama perseroan disebabkan karena keterlambatan penerbitan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) dan ketidakpastian makroekonomi global.

“Tantangan perizinan dihadapi sejak awal 2024 telah ANTM kelola dengan baik sehingga berhasil mengoptimalkan kinerja produksi dan penjualan komoditas nikel,” tulis manajemen ANTM lewat keterangan resmi dikutip, Senin (3/2/2025).

Sepanjang 2024, ANTM mencatat produksi bijih nikel sebanyak 9.935.403 wet metric ton (wmt), lebih rendah 26,1% dibandingkan dengan produksi pada 2023 yang mencapai 13.445.579 wmt. 

Sementara itu, produksi feronikel sepanjang 2024 mencapai 20.103 ton nikel dalam feronikel (TNi), relatif susut 6,38% dari pencatatan tahun sebelumnya di angka 21.473 TNi.

Pada periode yang sama, volume penjualan bijih nikel Antam tercatat sebanyak 8.354.231 wmt. Jumlah itu turun 26,88% year-on-year (YoY) dari realisasi penjualan bijih nikel pada 2023 sebanyak 11,71 juta wmt.

Adapun, penjualan feronikel ANTM turun 3,4% YoY dari 20.138 TNi pada 2023 menjadi 19.452 TNi pada 2024.

“Antam berhasil memperluas jaringan pemasaran produk feronikel dengan tujuan utama ekspor yang tidak hanya berorientasi ke China, tetapi juga ke India dan Korea Selatan,” papar Sekretaris Perusahaan Antam Syarif Faisal Alkadrie dalam laporan dikutip Senin (3/2/2025).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper