Bisnis.com, JAKARTA – PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) telah menyiapkan sejumlah program dan inisiatif guna menyambut momentum Ramadan 2025.
Direktur Utama Unilever Indonesia Benjie Yap mengatakan bahwa perseroan akan menggenjot program pemasaran yang sudah terbukti sukses pada tahun-tahun sebelumnya.
Program yang akan dihadirkan perseroan antara lain dari kategori makanan, seperti Royco dan Bango, serta kategori perawatan pribadi dan kebersihan rumah.
Sementara itu, salah satu inisiatif yang akan tetap dijalankan adalah program pembersihan masjid guna mendekatkan Unilever Indonesia dengan konsumen Indonesia.
“Semua ini bertujuan untuk semakin mendekatkan kami dengan konsumen Indonesia. Kami akan terus mempertahankan inisiatif-inisiatif ini hingga 2025 dan seterusnya,” ujar Yap dalam konferensi pers pada Kamis (13/2/2025).
Selain itu, Unilever juga berencana mendistribusikan puluhan ribu paket donasi sebagai bagian dari program sosial. Sejumlah merek dari kategori makanan juga akan ikut serta dalam inisiatif ini, guna memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat selama Ramadan.
Menurut Yap, Ramadan merupakan periode penting bagi Indonesia dan Unilever. Selama bertahun-tahun, perseroan telah meluncurkan kampanye dari berbagai merek perusahaan.
“Nantikan program-program yang akan segera kami luncurkan,” pungkasnya.
Ramadan, yang akan dimulai pada kuartal I/2025, bisa menjadi momentum UNVR untuk mengerek kembali kinerja penjualan di Indonesia. Berkaca pada realisasi pada 2024, penjualan bersih domestik perseroan turun 8,71% year on year (YoY) menjadi Rp34,14 triliun.
Pada tahun lalu, UNVR membukukan penjualan bersih sebesar Rp35,14 triliun atau melemah 8,99% YoY. Raihan ini dikontribusikan oleh penjualan segmen kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh yang terkoreksi 10,83% YoY menjadi Rp22,42 triliun, sedangkan makanan dan minuman meraih Rp12,71 triliun atau turun 5,56% YoY.
Yap menyampaikan bahwa penurunan kinerja penjualan UNVR disebabkan oleh pertumbuhan harga dasar (underlying price growth/UPG) yang negatif sebesar 3,6% dan underlying volume growth atau UVG melemah 5,2%.
“Penjualan tahunan sangat dipengaruhi oleh berbagai langkah strategis yang diambil untuk mengatasi tantangan operasional dan memprioritaskan pertumbuhan jangka panjang,” ujarnya.
Kinerja penjualan yang turun mengakibatkan laba UNVR tergerus. Pada 2024, perseroan membukukan laba Rp3,36 triliun atau anjlok 29,83% secara tahunan. EBITDA juga menyusut 26,83% YoY menjadi Rp5,29 triliun dari Rp7,23 triliun pada periode sebelumnya.