Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nasib Indeks Saham BUMN saat Cuan Bank Pelat Merah BBRI, BMRI Cs Tumbuh Tipis

Sejumlah bank BUMN seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) mencatatkan kinerja pertumbuhan laba yang tipis sepanjang 2024.
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank BUMN seperti PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) mencatatkan kinerja pertumbuhan laba yang tipis sepanjang 2024. Seiring dengan kondisi tersebut, laju indeks saham pelat merah atau IDX BUMN 20 yang ditopang sektor perbankan pun lesu pada awal 2025.

Berdasarkan data Bloomberg Terminal, IDX BUMN20 memang mencatatkan penguatan 2,32% ke level 332,87 pada perdagangan Rabu (12/2/2025). Namun, IDX BUMN 20 masih dalam laju lesu, turun 5,81% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) atau sejak perdagangan perdana 2025.

IDX BUMN 20 juga mencatatkan kinerja jeblok, turun 15,12% sepanjang 2024 ditutup di level 353,38 pada penutupan perdagangan terakhirnya per 30 Desember 2024.

Kinerja lesunya indeks saham-saham pelat merah itu didorong oleh ambrolnya saham sejumlah bank milik negara atau Himbara. Saham BMRI misalnya turun 13,33% YtD. Lalu, saham BBRI turun 1,23% ytd. Selain itu, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) turun 1,15% YtD.

Lesunya saham Himbara seiring dengan raupan laba yang tumbuh tipis. Berdasarkan laporan keuangan, BBRI misalnya membukukan laba bersih konsolidasi yang diatribusikan kepada entitas pemilik sebesar Rp60,15 triliun per 2024, hanya tumbuh 0,09% secara tahunan (year on year/YoY).

Lalu, laba bersih BMRI mencapai Rp55,78 triliun per 2024, naik 1,31% YoY. Kemudian, laba bersih BBNI naik 2,65% YoY menjadi Rp21,46 triliun per 2024.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menilai pelemahan IDX BUMN20 di awal 2025 dipengaruhi oleh kinerja yang kurang memuaskan dari Himbara, yang menjadi kontributor utama indeks.

"Pertumbuhan laba yang tipis menunjukkan tekanan dari biaya dana tinggi serta pelambatan pertumbuhan kredit," katanya kepada Bisnis pada Rabu (12/2/2025).

Namun, ke depan, indeks berpotensi rebound jika ada perbaikan fundamental, seperti pemulihan konsumsi, stimulus fiskal, atau kebijakan suku bunga yang lebih akomodatif. Selain itu, indeks bisa rebound apabila ada perbaikan aliran dana asing ke saham-saham perbankan berkapitalisasi besar atau big caps.

Di sisi lain, terdapat tantangan bagi indeks saham pelat merah seperti ketidakpastian ekonomi global, suku bunga, posisi nilai tukar rupiah, aliran dana asing, dan kebijakan pemerintah terhadap BUMN yang bisa menjadi risiko untuk diwaspadai investor.

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai IDX BUMN20 pada awal 2025 cenderung lesu dipengaruhi sentimen global dan domestik.

"Dari global berkaitan dengan tren suku bunga The Fed serta terkait isu kebijakan proteksionisme Donald Trump," ujarnya.

Kebijakan Presiden AS Donald Trump memang mendorong larinya dana asing dari saham-saham di Indonesia, termasuk konstituen IDX BUMN 20. Adapun, dari domestik terdapat sentimen kondisi ekonomi.

"Faktor pendorong lesunya laba bank BUMN juga tingginya suku bunga BI pada 2024. Ini mendorong kinerja laba bersih Himbara underwealming," kata Nafan.

Ke depan, terdapat peluang penguatan indeks saham pelat merah didorong oleh pemulihan ekonomi hingga penerapan kebijakan moneter longgar.

Selain itu, terdapat dorongan penguatan indeks dari tebaran dividen emiten pelat merah tahun ini.

"Ini [tebaran dividen] bisa menjadi sweetener investor," tutur Nafan.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper