Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tunaiku Jadi Andalan Bank Amar Tingkatkan Kinerja

Sejumlah indikator kinerja perbankan Amar Bank mencatatkan pertumbuhan dobel digit, salah satu mesin pertumbuhannya berasal dari bisnis fintech lending Tunaiku.
Konferensi Pers Amar Bank dengan Inovasi Embedded Banking, Kamis (5/12/2024).
Konferensi Pers Amar Bank dengan Inovasi Embedded Banking, Kamis (5/12/2024).

Bisnis, JAKARTA -- Bank digital PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) menjadikan financial technology (fintech) lending Tunaiku sebagai andalan dalam meningkatkan kinerja pendapatan perseroan.

Aplikasi Amar Bank Digital dan Tunaiku berperan penting dalam memperluas layanan kepada segmen underbanked. Hingga kuartal III/2024, Tunaiku telah menyalurkan pinjaman lebih dari Rp13,4 triliun.

Sejalan dengan itu, Amar Bank juga mencatatkan laba positif pada kuartal III/2024, dengan lebih dari 50% penyaluran kredit ke segmen UMKM. Laba bersih AMAR mencapai Rp152,26 miliar, meningkat 20,37% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp126,49 miliar.

Presiden Direktur Amar Bank Vishal Tulsian menyatakan pencapaian ini menegaskan komitmen dalam mendukung pertumbuhan UMKM di Indonesia melalui solusi keuangan yang inovatif dan terpercaya.

"Melalui platform digital kami seperti Tunaiku, kami terus berupaya meningkatkan akses keuangan yang inklusif," jelasnya dikutip Rabu (12/2/2025).

Bank Amar juga mencatatkan pertumbuhan laba yang signifikan pada kuartal ketiga 2024, dengan pinjaman bruto mencapai Rp2,8 triliun per September 2024, meningkat 14,9% YoY. Pendapatan operasional bank tumbuh 26,65% YoY menjadi Rp1,18 triliun, didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bersih sebesar 30,39% dan pendapatan non-bunga sebesar 18,31%.

Sementara itu, David Wirawan, SVP Finance Amar Bank, menambahkan, posisi modal Amar Bank yang solid dengan CAR di atas 100% memungkinkan Amar Bank untuk terus berinovasi dalam layanan digital sambil menerapkan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit.

Dari segi segmentasi, Amar Bank memfokuskan ekspansi kredit pada sektor-sektor produktif, terutama pembiayaan UMKM yang memiliki prospek pertumbuhan yang menjanjikan. Strategi ini sejalan dengan komitmen Amar Bank untuk mendukung pemulihan dan penguatan ekonomi nasional melalui pemberdayaan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.

“Dengan efisiensi manajemen biaya dan strategi inovasi digital, kami optimis dapat memperkuat pertumbuhan di segmen ritel dan UMKM, sekaligus mempertahankan posisi Amar Bank sebagai pemimpin di industri perbankan digital di Indonesia,” tambah David.

Head of Research Shinhan Sekuritas Indonesia, Helmi Therik, dalam laporannya mengatakan Amar Bank beroperasi di industri yang terus berkembang, menjadikannya faktor utama yang mendukung pertumbuhan masa depan perusahaan.

Dengan demografi Indonesia yang didominasi oleh generasi muda serta tingkat penetrasi teknologi digital yang tinggi, peluang untuk pertumbuhan perbankan digital sangat menjanjikan. Konsumen kini semakin mengutamakan kemudahan transaksi, efisiensi solusi keuangan, dan fitur yang ramah pengguna, menciptakan peluang signifikan bagi Bank Amar untuk berkembang.

Melalui layanan keuangan digital, Bank Amar berhasil menembus segmen underserved, yang menjadi proposisi nilai unik dan membedakannya dari bank konvensional. Sebagian besar kredit yang disalurkan (86%) digunakan untuk kegiatan produktif seperti modal kerja, sementara 14% lainnya dimanfaatkan untuk konsumsi.

Dengan fokus pada produk pinjaman tanpa agunan, Bank Amar memiliki potensi besar untuk mempercepat pertumbuhan melalui proses yang sederhana dan efisien di platform digital.

Didukung oleh teknologi kecerdasan buatan (AI), Bank Amar mampu mengelola risiko secara cerdas, memungkinkan penyaluran kredit dilakukan dengan pendekatan selektif sambil tetap menjaga toleransi risiko yang dapat diterima. Keunggulan ini tidak hanya memperkuat posisinya di pasar yang kurang terlayani tetapi juga menjadikannya berbeda dari para pesaing.

Shinhan Sekuritas yang memberikan rekomendasi beli dengan potensi kenaikan hingga 46,9% dari harga penutupan saham pada saat laporan riset tersebut dirilis pada akhir tahun 2024.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper