Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disebut OJK Soal Peluang IPO, Tokocrypto Pilih Fokus Raup Cuan

Perusahaan kripto tengah menjajaki rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
Warga beraktivitas di dekat logo Bitcoin di Jakarta, Selasa (15/10/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga beraktivitas di dekat logo Bitcoin di Jakarta, Selasa (15/10/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan pedagang kripto, Tokocrypto, buka suara terkait rencana penawaran umum saham. 

Untuk diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada akhir tahun lalu sempat mengonfirmasi soal adanya perusahaan kripto yang tengah menjajaki rencana penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).

CEO Tokocrypto Calvin Kizana mengatakan secara umum setiap perusahaan tak terkecuali perusahaan kripto memimpikan untuk melantai di Bursa. Namun, sejauh ini industri kripto masih baru di Tanah Air.

"Saat ini pun [IPO], belum dalam wacana kami," ujarnya dikutip Senin (10/2/2025). 

Saat ini, pihaknya masih berfokus untuk mendongkrak kinerja keuangan. Pada 2024, Tokocrypto mengklaim mampu meraup laba bersih. Kendati demikian, pihaknya tak membeberkan lebih lanjut besaran laba yang diperoleh perusahaan. Adapun volume perdagangan aset kripto pada 2024 yang diperoleh sebesar Rp160 triliun.

"Apalagi sekarang bisa profit, jadi kami ingin menikmati dulu. Kami pede banget, tahun ini bisa lebih baik," katanya. 

Sepanjang tahun ini, perusahaan berupaya untuk mendongkrak labanya. Hal ini dilakukan dengan inovasi, memperbanyak open listing dan aktivitas untuk meningkatkan trading value. 

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menuturkan OJK sedang dalam proses pengkajian sejumlah calon emiten. Salah satunya berasal dari industri kripto.  

"Saat ini, yang dapat kami sampaikan adalah bahwa OJK sedang dalam proses penelaahan beberapa calon emiten, yang salah satunya memang ada yang bergerak di industri kripto," tuturnya. 

Meski demikian, Inarno belum dapat memberikan informasi lanjutan sebelum calon emiten meraih izin dalam proses penawaran awal saham alias bookbuilding. 

"Nama perusahaan, jumlah aset, atau nilai penawaran umum masih belum dapat disampaikan hingga masing-masing calon emiten mendapatkan izin publikasi untuk melakukan bookbuilding," ucap Inarno.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper