Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK: Transaksi Kripto Tumbuh Pesat, tapi Sedikit Investor Pahami Prinsip Dasar

OJK mencatat nilai transaksi serta pengguna aset kripto di Indonesia tumbuh pesat. Namun, hanya sedikit masyarakat yang memahami prinsip dasar kripto.
Pejalan kaki melintasi poster logo Bitcoin di Hongkong, Selasa (12/11/2024). / Bloomberg-Paul Yeung
Pejalan kaki melintasi poster logo Bitcoin di Hongkong, Selasa (12/11/2024). / Bloomberg-Paul Yeung

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat nilai transaksi serta pengguna aset kripto di Indonesia tumbuh pesat. Namun, hanya sedikit masyarakat yang memahami prinsip dasar kripto.

Mengacu data terbaru Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), nilai transaksi kripto di Indonesia telah mencapai Rp650,61 triliun, melonjak hampir empat kali lipat dibandingkan nilai transaksi kripto tahun sebelumnya sebesar Rp149,25 triliun.

Selain itu, jumlah pelanggan aset kripto juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, mencapai 22,91 juta pelanggan pada 2024.

Riset Indonesia Crypto and Web3 Industry Report 2024 oleh Asosiasi Blockchain dan Pedagang Aset Kripto Indonesia (ABI – Aspakrindo) bersama ICN – Coinvestasi juga menunjukan bahwa adopsi aset kripto di Indonesia tumbuh signifikan. Indonesia menempati posisi ketiga negara dengan indeks adopsi global aset kripto terbesar.

Namun, Kepala Departemen Pengawasan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Dino Milano Siregar mengatakan pemahaman masyarakat Indonesia terhadap aset kripto masih rendah.

"Berdasarkan survei, hanya 31,8% responden yang memahami prinsip dasar [kripto]," ujarnya dalam acara Indonesia Crypto Outlook 2025 pada Jumat (7/2/2025).

Menurutnya, saat survei ditingkatkan lagi ke arah pengetahuan lebih lanjut, persentase pemahaman aset kripto semakin menurun. Sementara, mengacu Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2024, tingkat literasi keuangan Indonesia secara menyeluruh mencapai 65%.

"Tingkat literasi keuangan capai 65%, sementara pemahaman kripto 31,8%. Artinya, sangat sedikit masyarakat paham dunia kripto," tutur Dino.

Alhasil, menurutnya perlu dilakukan edukasi dan literasi lebih lanjut terkait aset kripto di Indonesia. Langkah ini dilakukan sebagai bagian dari perlindungan konsumen. Selain itu, literasi diupayakan guna mencegah risiko misinformasi, manipulasi pasar, dan praktik investasi yang tidak bertanggung jawab. 

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK Hasan Fawzi mengatakan terdapat peluang peningkatan pesat transaksi aset kripto ke depan.

"Peluang utama dari pengembangan aset kripto adalah inovasi teknologi yang dapat mendorong efisiensi dan inklusi keuangan. Sementara, dengan pengawasan yang baik, aset kripto berpotensi memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian nasional, khususnya di sektor keuangan digital," ujarnya dalam jawaban tertulis pada Rabu (5/2/2025).

Namun, terdapat pula tantangan pengembangan aset kripto. Pertama, aset kripto dianggap memiliki sifat desentralisasi dan global, sehingga pengawasannya perlu cermat terhadap beberapa risiko seperti volatilitas harga dan manipulasi pasar.

Kedua, aset kripto rentan terhadap ancaman berbasis siber seperti peretasan, pencucian uang, dan pembiayaan terorisme. Ketiga, terkait infastruktur pengawasan.

Keempat, edukasi dan pemahaman masyarakat atas aset kripto. Sebab, masih banyaknya risiko yang melekat pada investasi aset kripto.

---------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper