Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Pasar SUN dan Obligasi Korporasi Naik Sepanjang Pekan Lalu

Berdasarkan data Infovesta, kinerja pasar SBN naik sebesar 0,46% dan kinerja pasar obligasi korporasi naik sebesar 0,07% pada periode 3 - 7 Februari 2025.
Pegawai mengamati pergerakan harga saham dan obligasi di Profindo Sekuritas, Jakarta, Kamis (5/9/2024)./JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati pergerakan harga saham dan obligasi di Profindo Sekuritas, Jakarta, Kamis (5/9/2024)./JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja pasar obligasi terpantau mengalami kenaikan di sepanjang pekan lalu. Analis memperkirakan yield Surat Berharga Negara (SBN) berpotensi naik di tengah rilis data tenaga kerja dan pertumbuhan AS pekan ini.

Berdasarkan data Infovesta, kinerja pasar SBN naik sebesar 0,46% dan kinerja pasar obligasi korporasi naik sebesar 0,07% pada periode 3 - 7 Februari 2025. Adapun, investor nonresiden tercatat membukukan beli bersih sebesar Rp1,91 triliun di pasar SBN per 5 Februari 2025.

Total nilai transaksi di pasar SBN tercatat mengalami kenaikan sebesar Rp113,54 triliun atau melesat 256,80% pada pekan lalu.

Tim Analis Infovesta menjelaskan sentimen di pasar obligasi datang dari pengumuman tarif oleh Presiden AS Donald Trump. Tarif itu dipasang sebesar 10% untuk barang-barang dari China yang langsung diberlakukan.

Tarif itu pun dibalas oleh China dengan mengenakan tarif untuk barang-barang energi dari AS yang akan diberlakukan pekan ini. Aksi balasan ini pun menandakan Perang Dagang Jilid II sudah dimulai.

"Perang Dagang 2.0 bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi global yang melambat dan mendorong permintaan aset safe haven seperti emas yang minggu lalu telah mencetak rekor historis baru di harga US$2.841 dan Treasury AS mengalami penurunan yield terutama di tenor panjang," tulis Infovesta dalam riset mingguan, Senin (10/2/2025).

Adapun, yield SBN untuk seri benchmark terpantau bergerak variatif di sepanjang pekan lalu. SBN kelompok tenor 10 tahun (FR0103) mengalami penurunan yield sebesar 34 bps, disusul kelompok tenor 15 tahun (FR0106) yang turun sebesar 15 bps.

Di sisi lain, SBN kelompok tenor 20 tahun (FR0107) mengalami kenaikan sebesar 8 bps, disusul kelompok tenor 5 tahun (FR0104) yang naik sebesar 3 bps.

Sementara itu yield obligasi pemerintah AS 10 tahun atau Treasury AS sempat mengalami penurunan ke level di bawah 4,5% pada pekan lalu.

Penurunan yield Treasury AS itu seiring dengan kekhawatiran investor terhadap perang dagang 2.0 yang berpotensi menekan ekonomi global, Penurunan yield obligasi AS itu ditekan oleh rilis data PMI Jasa AS yang lemah.

Untuk pekan ini, Infovesta melihat fokus investor mengarah ke rilis data inflasi AS dan pidato ketua The Fed di hadapan Kongres AS, Begitu pula menanti beberapa rilis data ekonomi domestik seperti data keyakkinan konsumen.

"Yield SBN benchmark diproyeksi akan bergerak naik, di tengah rilis data tenaga kerja dan pertumbuhan upah AS yang sangat solid," tulis Infovesta.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper