Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham emiten-emiten perbankan sedang turun. Di tengah kondisi ini, setidaknya dua emiten bank pelat merah, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sudah memastikan akan melakukan pembelian kembali atau buyback saham.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) Nixon LP Napitupulu buka suara apakah BTN bakal mengikuti langkah BBRI dan BBNI tersebut. Pada penutupan pasar yang berlangsung Jumat (7/2/2025), harga saham BTN melanjutkan penurunan di level 965, turun 0,52%.
"Memang tahun 2025, termasuk analis yang aku tanya, kenapa pada lepas saham bank-bank di Indonesia bukan cuma Himbara, hampir seluruh bank sahamnya dikoreksi. Karena mereka melihat ketatnya likuiditas, intinya itu. Jadi mereka enggak yakin pertumbuhannya, para analis ya, bukan saya, enggak yakin pertumbuhannya akan seperti masa-masa sebelumnya," kata Nixon saat ditemui di kawasan GBK, Minggu (9/2/2025).
Nixon mengatakan saat ini perbankan dihadapkan tantangan berupa likuiditas yang ketat sementara di saat yang sama harus bisa menjaga pertumbuhan.
Likuiditas yang ketat yang terjadi, menurutnya, bisa memangkas profit perbankan. Hal ini lah yang membuat banyak perbankan mengkoreksi target pertumbuhan mereka tahun ini.
"Nah, jika ditanya apakah kita [BBTN] ada buyback? sementara kita lihat dulu deh. Karena ada aksi korporasi ya, akuisisi syariah kan, nunggu itu keluar dulu. Tidak bisa barengan," kata Nixon.
Baca Juga
Seperti diketahui, BTN sedang dalam proses akuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS). Nixon mengatakan proses akuisisi ini sedang berjalan dan rencananya pada Maret nanti akan digelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk keputusan formalnya.
Dengan akuisisi ini, BTN akan membeli saham sebanyak-banyaknya sebesar 100% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Bank Victoria Syariah.
Nilai nominal dari seluruh jumlah saham yang telah diterbitkan oleh BVIS sebanyak 1,06 miliar lembar dengan nilai nominal per saham Rp1.000.
Dalam kesempatan lain, Nixon mengungkapkan nilai akuisisi BVIS ini berada di bawah 1,5 kali nilai buku atau book value.
“Nilai [akuisisi]-nya di bawah 1,5 kali [nilai] buku,” katanya saat ditanya Bisnis di kantor Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Selasa (21/1/2025).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.