Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Bisnis-27 ditutup menguat di tengah penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (7/2/2025). Saham CTRA, BRIS dan BBCA terekam mencatatkan kenaikan tertinggi.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks hasil kerja sama Bursa dengan harian Bisnis Indonesia ini naik 1,24% atau 6,11 poin ke level 498,10. Tercatat, sebanyak 17 saham menguat, 7 saham terkoreksi, dan 3 saham stagnan.
Saham yang naik antara lain PT Ciputra Development Tbk. (KLBF) melonjak 6,32% ke Rp925, lalu PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) naik 4,86% ke Rp3.020, dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) terapresiasi 4,47% menjadi Rp9.350.
Adapun saham yang turun antara lain PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) sebesar 10,44% ke Rp815, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) melemah 2,69% menjadi Rp1.265, dan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) terkoreksi 1,69% ke Rp2.910.
Sementara itu, IHSG ditutup melemah sebesar 1,93% atau 132,96 poin menuju level 6.742,58 hingga akhir perdagangan. Pada hari ini, indeks komposit dibuka pada level 6.875,54 dan sempat bergerak ke posisi tertingginya 6.769,78.
Tercatat, sebanyak 200 saham menguat, 441 saham menurun, dan 313 saham stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar alias market cap mencapai Rp11.595 triliun.
Baca Juga
Direktur Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada menilai bahwa secara teknikal, candle IHSG berbentuk black spinning top, serta indikator Stochastic dan MACD dead cross yang mengartikan indeks berpeluang melanjutkan penurunan.
“Katalis negatif datang dari rilis data GDP Indonesia tahun 2024 tumbuh 5,03% atau turun dari tahun sebelumnya 5,05% di tengah penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat terhadap rupiah,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menambahkan bahwa IHSG sempat melemah 2,19% ke level 6.742,42 pada perdagangan sesi pertama hari ini.
Hal itu disebabkan indeks komposit mengalami tekanan jual secara signifikan dan membentuk gap down yang dipengaruhi pelemahan saham-saham konglomerasi.
“Melemahnya IHSG disebabkan oleh sentimen negatif terkait dengan beberapa emiten konglomerasi yang gagal masuk kedalam indeks MSCI, yang memicu aksi jual dari investor,” ujarnya dalam publikasi riset harian.
Sebagaimana diketahui, MSCI telah mengecualikan tiga saham emiten yang terafiliasi dengan konglomerat Prajogo Pangestu dalam tinjauan terhadap MSCI Global Standard Indexes. Keputusan ini diumumkan pada 6 Februari 2025.
Dalam pengumuman resminya, MSCI menyatakan keputusan ini didasarkan pada analisis serta umpan balik dari pelaku pasar mengenai potensi kendala investasi.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.