Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayapada (SRAJ) Bangun Rumah Sakit Kelas Atas di Batam, Siap Saingi Singapura

Emiten Grup Mayapada PT Sejahteraraya Anugerahjaya Tbk. (SRAJ) berencana membangun rumah sakit kelas atas menyaingi negara tetangga, Singapura.
Chairman & Group CEO Mayapada Healthcare Jonathan Tahir pada saat wawancara dengan redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Kamis (6/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha
Chairman & Group CEO Mayapada Healthcare Jonathan Tahir pada saat wawancara dengan redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Kamis (6/2/2025). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Mayapada, PT Sejahteraraya Anugerahjaya Tbk. (SRAJ) tengah bergeliat mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata dan Kesehatan Internasional Batam dengan nilai investasi mulai dari Rp1,5 triliun. Di Batam, SRAJ berencana membangun rumah sakit kelas atas menyaingi negara tetangga, Singapura.

Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah resmi menetapkan KEK Batam dengan investor utama Mayapada Healthcare yang dinaungi oleh SRAJ serta Apollo Hospitals India.

Penetapan KEK Batam tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.39/2024 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata dan Kesehatan Internasional Batam yang diteken Presiden Jokowi pada 7 Oktober 2024.

Chairman & Group CEO Mayapada Healthcare, Jonathan Tahir mengatakan tujuan Mayapada Healthcare berinvestasi di KEK Batam adalah mengembangkan fasilitas kesehatan yang bisa bersaing, termasuk dengan Singapura.

"Satu sisi yang ingin kami capai [di KEK Batam] adalah menarik pasien dari luar negeri ke Indonesia. Biaya kesehatan di Singapura kan mahal. Kami tersedia di Batam," ujarnya dalam sesi wawancara pada Kamis (6/2/2025).

Untuk itu, Mayapada Healthcare berupaya mengembangkan fasilitas kesehatan berkualitas tinggi di Batam. Salah satu fasilitas yang akan dikembangkan adalah rumah sakit Mayapada Apollo Batam International Hospital (MABIH).

Dalam mengembangkan rumah sakit MABIH, Mayapada Healthcare berkerja sama dengan Apollo Hospitals India. Awal tahun ini, baik Mayapada Healthcare dan Apollo Hospitals India telah menandatangani memorandum of understanding (MoU) penguatan kerja sama.

Ke depan, fokus kerja sama Mayapada Healthcare dengan Apollo adalah terkait penerapan inovasi teknologi di rumah sakit MABIH. Sejumlah teknologi yang diterapkan seperti tele-radiologi, E-ICU, hingga artificial intelligence (AI).

Selain itu, kerja sama kedua perusahaan turut mengarah pada pertukaran pengetahuan dan keahlian medis untuk memberikan wawasan global dan mendukung pengembangan profesional.

Jonathan mengatakan rencana groundbreaking MABIH dilakukan dalam tiga bulan ke depan. Adapun, nilai investasi Mayapada Healthcare di KEK Batam yang disiapkan berkisar antara Rp1,5 triliun sampai Rp2 triliun. "Kami target investasi ambisius agar bisa bersaing," ujar Jonathan.

Adapun, untuk pendanaannya, Mayapada Healthcare telah meraup suntikan modal dari Bain Capital Credit LP. Suntikan dana Bain Capital melalui afiliasinya yakni BCCS Maverick I LP itu bernilai US$157 juta atau sekitar Rp2,5 triliun.

Selain itu, Mayapada Healthcare merencanakan penerbitan surat utang sebesar US$125 juta atau senilai Rp1,89 triliun, di antaranya untuk investasi di KEK Banten.

Selain fasilitas kesehatan, di KEK Batam juga akan dibangun sejumlah fasilitas seperti Nursing Academy International, MedTech Park yang dilengkapi MICE (Meetings, Incentive, Convention & Exhibition), Perumahan Dokter, Dormitory, serta Hotel & Retail.

Di sisi lain, Mayapada Healthcare atau SRAJ besutan taipan Dato Sri Tahir telah membukukan perbaikan kinerja keuangan hingga kuartal III/2024 setelah sebelumnya mengalami kerugian.

Berdasarkan laporan keuangan, SRAJ berhasil mencetak laba bersih periode berjalan yang diatribusikan ke entitas induk sebesar Rp8,24 miliar hingga kuartal III/2024, padahal sebelumnya masih mengalami kerugian Rp39,6 miliar pada periode yang sama 2023.

Sejalan dengan itu, pendapatan bersih SRAJ juga naik 28,4% menjadi Rp2,33 triliun hingga kuartal III/2024, dari sebelumnya Rp1,81 triliun pada periode yang sama 2023.

__________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper